Wall Street Journal (WSJ) pada Sabtu (30/1) melaporkan, Fancelli merupakan donor kampanye mantan Presiden Donald Trump pada pemilu 2020. Ia menyumbang hampir 1 juta dolar AS untuk Trump dan Partai Republik.
Ia diduga menyediakan sekitar 300 ribu dolar AS, dengan bantuan Jones, untuk menggelar aksi protes pada 6 Januari yang berujung kerusuhan dan memakan lima korban jiwa.
Sebelumnya, Jones juga dilaporkan secara pribadi bersumpah untuk memberikan 50 ribu dolar AS untuk menyewa taman seluas 52 hekter agar massa pendukung Trump dapat melakukan aksi protes.
Dalam akun Twitter-nya, pihak Publix Inc. menegaskan bahwa tindakan Fancelli tidak terkait dengan operasi bisnis atau mewakili perusahaan.
"Ibu Fancelli bukan karyawan Publix Super Market, dan tidak terlibat dalam operasi bisnis kami, juga tidak mewakili perusahaan dengan cara apa pun. Kami tidak dapat mengomentari tindakan Bu Fancelli," ujar pihak Publix.
Pada 5 Januari, sebuah unjuk rasa dilaporkan diatur oleh aktivis sayap kanan sekaligus pemimpin kampanye 'Stop the Steal', Ali Alexander. Ia disebut bekerja dengan Caroline Wren, seorang pejabat penggalangan dana yang membantu mengatur dan mendanai protes atas nama Fancelli.
Aksi protes di Capitol Hill pada 6 Januari berubah menjadi mimpi buruk bagi Amerika Serikat. Protes yang berujung pada kerusuhan kekerasan tersebut berupaya untuk menghentikan pengesahan kemenangan Presiden Joe Biden oleh Kongres.
Banyak pihak yang mendukung jika Trump adalah dalang dari kerusuhan karena memberikan hasutan pemberontakan dalam pidatonya. Meski Trump mengklaim tidak bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: