Dalam acara Med2020, sebuah forum internasional yang diadakan di Roma, Kamis (3/12), Zarif juga mengungkapkan keheranannya atas alasan Israel melakukan teror itu.
“Mengapa Barat mendukung terorisme Israel? Mengapa Israel melakukan tindakan teror terhadap Iran, termasuk (membunuh) ilmuwan nuklir kita, tanpa kecaman dan konsekuensi dari Barat? " kata Zarif, seperti dikutip dari
Al-Jazeera, Kamis (3/12).
“Saya ingin bertanya kepada tetangga kita, apakah mereka siap untuk berperang melawan Israel dengan Iran?†kata Zarif mengacu pada perjanjian normalisasi hubungan diplomatik antara Israel, Uni Emirat Arab dan Bahrain.
“Kami adalah tetangga, kami akan berada di wilayah ini bersama-sama, saya tidak berpikir mereka akan mengizinkan Israel melakukan pertempuran di sini,†ungkapnya.
Ini adalah pertama kalinya Zarif berbicara di platform internasional setelah pembunuhan Fakhrizadeh pekan lalu, yang menyebabkan kemarahan di negara itu dan mendorong Parlemen Iran untuk menuntut pemerintahnya untuk meningkatkan program nuklirnya.
Sejauh ini Iran telah menuding Israel menjadi dalang dibalik pembunuhan Fakhrizadeh, ilmuwan dipandang oleh kekuatan Barat sebagai arsitek program senjata nuklir. Sebuah tudingan yang dibantah Tel Aviv.
Zarif memperingatkan bahwa keputusan parlemen akan segera menjadi undang-undang, tetapi dapat dibatalkan jika sanksi terhadap Iran dicabut dan AS bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir tanpa prasyarat. Tetapi AS perlu mengambil langkah pertama, kata Zarif.
“Kami tidak mundur, AS melakukannya,†kata Zarif.
“Iran akan kembali ke kepatuhan penuh tetapi AS harus melaksanakan kewajiban mereka tanpa prasyarat," katanya,
Zarif menegaskan, AS harus berhenti membuat kondisi baru dan tuntutan yang keterlaluan.
"Kami telah menunjukkan kepada Barat sikap bonafid kami, sekarang saatnya bagi AS untuk menunjukkannya,†katanya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: