Sementara itu, pihak berwenang Spanyol dan Belanda telah memusnahkan lebih dari 1 juta hewan mink, atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama cerpelai, sebagai tindakan pencegahan.
Virus yang pertama kali menginfeksi orang di China akhir tahun lalu diduga berasal dari hewan kelelawar, yang kemudian menyebar dari orang ke orang, seperti yang dilakukan oleh virus corona lain di masa lalu. Beberapa hewan, termasuk kucing, harimau dan anjing, telah terpapar virus corona dari manusia, tetapi belum ada kasus yang terdokumentasi tentang hewan yang menyebarkannya kembali ke manusia.
Wabah yang terjadi di antara hewan mink di pertanian di Belanda dan Spanyol kemungkinan berasal dari para pekerja yang terinfeksi, meskipun pejabat tidak meyakini hal itu. Tetapi hal tersebut menjadi “masuk akal†saat beberapa pekerja kemudian mengidap virus yang ditularkan kembali oleh hewan mink, kata pemerintah Belanda dan seorang peneliti. Para ilmuwan sedang menyelidiki apakah itu yang terjadi dan seberapa besar ancaman penyebaran semacam itu.
“Wabah di peternakan bulu Spanyol di dekat La Puebla de Valverde, sebuah desa berpenduduk 500 orang, ditemukan setelah tujuh dari 14 karyawan, termasuk pemiliknya, dinyatakan positif Covid-19 pada akhir Mei,†kata JoaquÃn Olona, kepala daerah pertanian dan lingkungan. Dua karyawan lain terinfeksi bahkan setelah operasi ditutup, seperti dikutip dari
AP, Minggu (2/8).
Lebih dari 92 ribu hewan mink diperintahkan untuk dimusnahkan di peternakan di wilayah Aragon, Spanyol timur laut, tercatat sembilan dari 10 hewan itu diperkirakan telah tertular virus corona.
Setelah wabah Belanda yang dimulai pada bulan April, profesor Wim van der Poel, seorang dokter hewan yang mempelajari virus di Wageningen University and Research, menetapkan bahwa jenis virus pada hewan itu mirip dengan virus yang beredar di antara manusia.
“Kami berasumsi bahwa itu mungkin akan ditransmisikan kembali kepada orang-orang lagi,†kata professor Wim, dan itulah yang tampaknya terjadi setelah setidaknya dua pekerja yang terinfeksi.
Richard Ostfeld, seorang peneliti di Cary Institute of Ecosystem Studies di Millbrook, New York, mengatakan bahwa jika terbukti benar, ini akan menjadi contoh pertama penularan dari hewan ke manusia.
“Dengan bukti penularan mink-ke-manusia yang diternakkan, kita pasti perlu khawatir dengan potensi hewan peliharaan yang terinfeksi untuk menularkan infeksi mereka kepada kita,†kata Ostfeld.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan beberapa virus corona yang menginfeksi hewan dapat menyebar ke manusia dan kemudian menyebar di antara manusia, tetapi ia menambahkan bahwa ini jarang terjadi.
Organisasi Kesehatan Dunia WHO dan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan yang berbasis di Paris, sedang mempelajari penularan virus antara hewan dan manusia. Beberapa universitas dan lembaga penelitian juga memeriksa masalah ini.
WHO telah mencatat bahwa penularan pada peternakan pembibitan hewan mink dapat terjadi dengan dua arah. Tetapi Dr. Maria Van Kerkhove dar WHO mengatakan pada konferensi pers bulan lalu bahwa transmisi seperti itu “sangat terbatas.â€
“Ini memberi kita beberapa petunjuk tentang hewan mana saja yang rentan terhadap infeksi dan ini akan membantu kita untuk mempelajari lebih lanjut tentang potensi hewan penampung (virus),†katanya, merujuk pada kasus di Belanda dan Denmark, dua produsen besar bulu mink.
Sementara para ilmuwan mengira virus itu berasal dari kelelawar, justru ia mungkin telah melewati hewan lain terlebih dahulu sebelum akhirnya menginfeksi manusia. Tim WHO yang saat ini tengah berada di China berencana untuk mempelajari masalah ini.
Otoritas Keamanan Produk Makanan dan Konsumen Belanda mengatakan ada lebih dari 1,1 juta hewan mink yang terkenal cerdik telah terbunuh di 26 pertanian Belanda.
Pemerintah mengumumkan pada Kamis (30/7) bahwa hewan mink di peternakan ke-27 juga terinfeksi dan akan dimusnahkan.
Belanda yang memiliki sekitar 160 peternakan mink adalah produsen bulu terbesar keempat di dunia setelah Denmark, China dan Polandia, menurut Wim Verhagen, direktur federasi petani bulu Belanda. Sementara itu Spanyol memiliki 38 operasi pembibitan hewan mink yang aktif, sebagian besar berada di wilayah Galicia barat laut.
Baik Spanyol dan Belanda telah memperketat protokol kebersihan di peternakan mink dan melarang transportasi hewan dan kunjungan ke bangunan tempat mereka dipelihara.
China memproduksi sekitar sepertiga dari pasar bulu cerpelai dan AS belum melaporkan adanya wabah virus pada cerpelai atau hewan di peternakan lain.