Kesepakatan yang diperkirakan bernilai 9,4 miliar dolar AS itu telah dibayangi oleh tuduhan korupsi yang dilontarkan oleh partai Kongres oposisi, meskipun Perdana Menteri India Narendra Modi telah menolak klaim tersebut.
Jet yang dibangun oleh Dassault Aviation -dan diterbangkan oleh petugas dari Angkatan Udara India (IAF)- lepas landas dari Merignac di Prancis barat daya, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari
AFP via GT, Selasa (28/7).
Mereka mengisi bahan bakar di udara beberapa kali dalam perjalanan dan juga singgah di Al Dhafra Uni Emirat Arab, tempat Perancis memiliki pangkalan udara.
Pada hari ini Rabu (29/7) mereka dijadwalkan tiba di pangkalan udara Ambala di India utara, sekitar 200 kilometer dari perbatasan Pakistan dan China.
Kepala Staf Angkatan Udara India Marsekal RKS Bhadauria akan menyambut kedatangan pesawat tempur buatan Perancis itu.
Kementerian Pertahanan Prancis mengatakan, mereka disertai oleh dua pesawat pengisian bahan bakar Phenix MRTT A330 dari Angkatan Udara Prancis, salah satunya membawa 70 ventilator, 100 ribu test kit dan tim 10 pakar kesehatan untuk mendukung India dalam perangnya melawan Covid-19.
Pengiriman jet Rafale, 36 di antaranya dipesan oleh India pada September 2016, secara resmi dimulai pada Oktober tetapi pesawat tetap di Prancis untuk pelatihan pilot dan mekanik.
Pengiriman harus selesai pada tahun 2022.
"Saya sangat terkesan dengan efisiensi luar biasa dan tekad Angkatan Udara India dan Kementerian Pertahanan India," kata Chief Executive Officer Dassault Aviation, Eric Trappier.
Dia mengatakan bahwa terlepas dari pandemi Covid-19, mereka telah berhasil "menguasai dengan cepat semua aspek Rafale untuk menghibur kedaulatan India dan berkontribusi pada perlindungan dan keamanan rakyat India.â€