Ribuan Warga Israel Berkumpul Di Kediaman PM, Lancarkan Aksi Protes Anti-Netanyahu

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 24 Juli 2020, 09:24 WIB
Ribuan Warga Israel Berkumpul Di Kediaman PM, Lancarkan Aksi Protes Anti-Netanyahu
Protes anti-Netanyahu di Israel/Net
rmol news logo Aksi unjuk rasa di Israel seakan tak pernah padam dalam beberapa waktu terakhir. Warga yang marah menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengundurkan diri.

Surat kabar harian Haaretz melaporkan, ribuan warga turun ke jalan, menuju kediaman Netanyahu di Yerusalem pada Kamis (23/7).

Mereka meminta agar pemimpin berusia 70 tahun tersebut mundur karena tuduhan korupsi yang menjeratnya.

Selain warga, Partai Likud yang dipimpin Netanyahu juga ternyata melakukan aksi yang sama. Ada sekitar 300 peserta mendukung pengunduran diri Netanyahu.

Dalam dua bulan terakhir, Anadolu Agency melaporkan, unjuk rasa anti-Netanyahu menjadi kegiatan mingguan rutin di Israel.

Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Channel 13 yang dirilis pada 13 Juli, sebanyak 75 persen warga Israel tidak puas dengan kinerja pemerintahan Netanyahu selama krisis Covid-19.

Netanyahu sendiri merupakan perdana menteri terlama dan yang pertama terlibat pidana. Ia dituntut dalam tiga kasus berbeda.

Kasus pertama, Netanyahu dan istrinya diduga telah menerima hadiah, termasuk cerutu mahal dan botol sampanye, dari dua pengusaha, yaitu miliarder Australia James Packer dan produser film Hollywood Israel Arnon Milchan. Jaksa menuding Netanyahu memberikan bantuan kepada Milchan.

Kasus kedua terkait dengan pertemuan antara Netanyahu dan Arnon Mozes yang merupakan pemilik surat kabar harian terbesar Israel, Yedioth Athronoth. Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas pengesahan undang-undang yang memberlakukan pembatasan pada surat kabar Israel, Hayom dengan imbalan liputan politisi yang lebih menguntungkan di surat kabar Mozes.

Meskipun undang-undang tersebut belum disahkan, penemuan dan rilis rekaman pertemuan-pertemuan tersebut menjadi bukti kuat bagi Mozes yang didakwa dengan upaya suap, sementara Netanyahu dituduh melakukan penipuan dan pelanggaran kepercayaan.

Kasus ketiga merupakan quid pro quo antara Netanyahu dengan pemegang saham pengendali di raksasa telekomunikasi Bezeq, yang memiliki situs berita Walla, Shaul Elovitch. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA