Ukiran Tiga Pria Menunggang Kuda Hadapi Tuntutan Untuk Dihapus Terkait Rasis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 04 Juli 2020, 07:34 WIB
Ukiran Tiga Pria Menunggang Kuda Hadapi Tuntutan Untuk Dihapus Terkait Rasis
Ukiran Tiga Laki-laki Menunggang Kuda di Stone Mountain Confederate Memorial/Net
rmol news logo Gambar raksasa tiga pahlawan konfederasi yang sedang menaiki kuda di Stone Mountain Confederate Memorial, masih terlihat indah, kokoh, dan menjulang tinggi di pedesaan Georgia, timur laut Atlanta. Relief setinggi sembilan lantai yang terukir pada permukaan batu itu menjadi situs yang dilindungi oleh hukum negara dan telah menyedot jutaan pengunjung setiap tahunnya.

Namun, maraknya isu rasisme dan seruan Black Live Matter yang menyerang penjuru Amerika, mulai terdengar mengganggu keberadaan peninggalan bersejarah itu.  

Sebelumnya, peninggalan ini beberapa kali sempat diterpa tuntutan penghapusan oleh banyak orang yang menganggapnya sebagai tempat suci untuk rasisme.

Monumen ini dibuka kembali pada akhir pekan lalu setelah wabah corona membuatnya terpaksa harus ditutup dari kunjungan wisatawan selama berminggu-minggu.

Wakil presiden cabang NAACP di Atlanta Gerald Griggs, adalah yang termasuk meminta monumen itu dihapus.

"Kita berada di Atlanta, tempat kelahiran Gerakan Hak-Hak Sipil. Tetapi  masih kita memiliki monumen Konfederasi terbesar di dunia," kata Gerald Griggs, dikutip dari Reuters, Jumat (3/7). "Sudah waktunya bagi negara kita untuk berada di sisi kanan sejarah."

Monumen itu memiliki luas lebih dari 100 yard lapangan sepak bola Amerika.  Ukiran tersebut untuk menghormati tiga pahlawan Konfederasi Perang Sipil, Presiden Jefferson Davis, Jenderal Robert E. Lee, dan Thomas J. "Stonewall" Jackson. Ukiran dari tiga orang ini memiliki panjang 400 kaki di atas tanah.

Martin O'Toole, seorang pejabat dari Georgia, mengatakan monumen itu sama sekali bukan totem rasisme. Ini sejarah, jelas dan sederhana, katanya.

"Ada tiga pria yang menunggang kuda," kata O'Toole. "Apa rasis tentang itu?"
Maurice J. Hobson, seorang profesor Studi Afrika-Amerika di Universitas Georgia State, membantah itu. Dia mengatakan para pemimpin Konfederasi adalah pengkhianat Amerika Serikat yang berjuang untuk mempertahankan ekonomi Selatan yang bergantung pada perbudakan.

Ketiga lelaki yang ditampilkan di monumen, Davis, Lee dan Jackson, adalah pemilik budak, menurutnya.

"Seluruh Gunung Batu didirikan untuk menunjukkan apa yang dipuja beberapa orang kulit putih Georgia," teriaknya.

Griggs berkeras akan menghapus ukiran bersejarah itu. Ia menegaskan bahwa kelompok hak-hak sipil telah berkonsultasi dengan tukang batu yang mengatakan biaya penghapusan ukiran itu adalah 300.000 -  400.000 dolar AS.

"Catat," ia menekankan, "Kembalikan gunung ke kondisi aslinya." rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA