Kejadian tersebut terjadi di dua negara bagian India, yakni Bihar dan Uttar Pradesh utara. Sekitar 83 orang dilaporkan tewas di negara bagian Bihar dan 24 lainnya tewas di negara bagian Uttar Pradesh utara setelah tersambar petir pada Kamis (25/6).
Serangan petir selama musim hujan Juni-September adalah hal yang cukup umum di India.
Tetapi Menteri Manajemen Bencana Bihar, Lakshmeshwar Rai mengatakan bahwa kejadian kali ini adalah salah saatu dari sekian kejadian yang mencatat kematian tertinggi dalam sehari akibat serangan petir.
“Lebih dari setengah dari kematian itu berasal dari distrik Bihar yang rawan banjir di wilayah utara dan timur,†ungkapnya, seperti dikutip dari
France24, Jumat (26/6).
Rai memperingatkan korban tewas bisa meningkat lebih lanjut karena pemerintahnya masih menunggu laporan korban dari bagian dalam negara.
Sepertinya warga Bihar harus tetap waspada agar kejadian serupa tak terulang lagi, pasalnya kantor Departemen Meteorologi India setempat mengatakan hujan deras masih akan melanda wilayah Bihar pada Jumat dan Sabtu ini.
Sementara itu, di negara tetangganya, Uttar Pradesh, menurut keterangan dari pihak berwenang, sebagian besar kematian dilaporkan terjadi di distrik Deoria dekat dengan perbatasan Nepal, dan kota suci Prayagraj.
Perdana Menteri Narendra Modi, pada Kamis (25/6) sore, mengirimkan ucapan belasungkawa kepada keluarga para korban, dan mengatakan bahwa kedua pemerintah negara bagian sedang melakukan pekerjaan bantuan darurat.
Peristiwa yang sama pernah terjadi beberapa tahun lalu. Lebih dari 2.300 orang terbunuh oleh kilat di India pada tahun 2018 menurut angka terbaru Biro Catatan Kejahatan Nasional.
Musim hujan menjadi dilema tersendiri bagi wilayah-wilayah di Asia Selatan. Di satu sisi hujan menjadi sangat penting untuk mengisi kembali persediaan air di Asia Selatan, tetapi di saat bersamaan hujan juga menyebabkan kematian dan kerusakan yang meluas di seluruh wilayah ini setiap tahun.
BERITA TERKAIT: