Aksi razia patung baru-baru ini dilakukan oleh para demonstran anti-rasisme, bukan hanya di Inggris, namun juga beberapa negara lain. Para demonstran menuntut agar patung tokoh sejarah yang telah mempromosikan tindakan rasisme dicabut atau bahkan dihancurkan.
Buktinya, pada awal Juni, patung perunggu Edward Colston, yang merupakan seorang penjual budak pada awal abad ke-17 dirobohkan dan dibuang ke pelabuhan.
Setelah patung Colston, para demonstran juga menuntut agar pemerintah mencabut patung Churchill yang dianggap memiliki pandangan rasis dan anti-Semit.
Ia juga bahkan diduga bertanggung jawab atas kelaparan yang melanda India pada 1943 hingga dua juta orang meninggal dunia.
Dikenal sebagai pengagum Churchill, Johnson menyatakan dengan tegas enggan untuk mencabut patung idolanya tersebut.
Dalam sebuah pernyataan tertulisnya yang dirilis oleh
The Telegraph yang dikutip oleh
Reuters pada Senin (15/6), Johnson mengatakan, penghapusan patung-patung sejarah hanya akan menjadi penyimpangan sejarah.
"Jika kita mulai membersihkan catatan dan menghapus gambar-gambar dari semua kecuali mereka yang sikapnya sesuai dengan kita, kita terlibat dalam kebohongan besar, sebuah distorsi dari sejarah kita," tulis Johnson.
Menurutnya, tidak masuk akal dan menyedihkan jika monumen seorang mantan perdana menteri dalam bahaya.
"Dia (Churchill) adalah seorang pahlawan, dan saya berharap saya tidak sendirian dalam mengatakan bahwa saya akan melawan dengan setiap nafas di tubuh saya setiap upaya untuk menghapus patung itu dari Parliament Square, dan semakin cepat perisai pelindungnya semakin baik," papar Johnson.
BERITA TERKAIT: