Namun, Perdana Menteri Pedro Sanchez mengungkapkan kondisi Spanyol saat ini belum mencapai klimaks dan masih harus bersiap untuk gelombang penyebaran virus tertinggi.
"Kita belum mendapatkan dampak dari gelombang terkuat, yangb paling merusak, yang akan menguji kemampuan material dan moral kita hingga batasanya, serta semangat kita sebagai masyarakat," ujar Sanchez pada Sabtu (21/3) seperti dimuat
Reuters.
Saat ini, Minggu (22/3), data dari Johns Hopkins menunjukkan, Spanyol sendiri sudah memiliki 25.496 kasus dengan 1.381 orang meninggal dunia.
Menurut Sanchez, wabah ini adalah situasi paling dramatis bagi Spanyol sejak perang saudara pada 1936 hingga 1939, di mana sekitar setengah juta orang meninggal dunia.
Guna bersiap diri menghadapi krisis, Sanchez mengaku pihhaknya tengah memproduksi peralatan medis seperti masker secara besar-besaran.
Selain itu, Spanyol juga akan melakukan tes massal di mana saat ini sudah ada 640 ribu alat tes yang jumlahnya akan meninggal hingga 1 juta dan 6 juta tes untuk persiapan.
Direktur Carlos Ill Public Health Institute, Raquel Yotti mengatakan pemerintah sedang bekerja untuk memperoleh 4 robot yang dapat memproduksi alat tes menjadi 80.000 buah per hari.
BERITA TERKAIT: