China telah mengizinkan banyak negara di dunia, seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Indonesia serta sejumlah negara lainnya untuk mengirim pesawat khusus untuk mengakut warga negara mereka yang terjebak di Wuhan dan kembali ke negara asalnya.
Taiwan juga telah membuat penerbangan khusus untuk mengangkut 247 dari sekitar 500 warga Taiwan yang terjebak di Wuhan.
Dewan Urusan Daratan China yang membuat kebijakan di Taiwan mengatakan, penerbangan kembali yang pertama, pada hari Senin lalu, memiliki satu penumpang yang dikonfirmasi terkena dampak dan tiga lainnya menderita demam. Semua penumpang kini dikarantina di Taiwan.
Namun Taiwan dan China tidak menyetujui penerbangan lebih lanjut untuk mengevakuasi warga Taiwan di Wuhan.
Dewan Urusan Daratan China menilai, kehadiran penumpang yang sakit menciptakan "air mata" dalam pencegahan virus.
"Ini juga menyebabkan risiko infeksi yang tumpang tindih untuk orang-orang di penerbangan yang sama, dan jika ada lebih banyak orang yang terinfeksi yang disebabkan oleh hal ini, maka konsekuensi serius tidak akan dipikirkan," begitu bunyi pernyataan yang dirilis dewan tersebut (Jumat, 7/1), seperti dimuat
Reuters.
Taiwan sebelumnya meminta China untuk memprioritaskan para lansia, kelompok muda dan kelompok rentan lainnya dalam evakuasi gelombang pertama. Namun China mengabaikan permintaan itu.
Taiwan dan China juga berselisih tentang penanganan virus corona tersebut, terutama karena pengecualian Taiwan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
China mengatakan Taiwan adalah bagian dari China dan telah diberikan informasi yang tepat waktu tentang virus tersebut. Taiwan mengatakan bahwa klaim itu tidak benar.
Taiwan sendiri saat ini tercatat memiliki 16 kasus virus.
BERITA TERKAIT: