Namun setelah WHO menyatakan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC), Taiwan yang telah memiliki 11 kasus corona yang terkonfirmasi sudah selayaknya diikutsertakan dalam setiap pertemuan internasional yang membahas pandemik tersebut.
Demikian keterangan tertulis dari Taipei Economic and Trade Office (TETO) yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (6/2).
"Pendekatan WHO dalam memperlakukan Taiwan sebagai bagian dari China secara seriustelah mempengaruhi hak dan kesejahteraan 23 juta rakyat Taiwan," tulis TETO dalam keterangannya.
Pasalnya, walaupun WHO dan China mengklaim telah berbagai informasi mengenai virus ini, namun buktinya China tidak bertanggung jawab atas keselamatan warga Taiwan, dan bahkan warga asing yang tinggal di sana, termasuk 300.000 WNI.
" ika prinsip WHO adalah 'Kesehatan Untuk Semua' dan 'Jangan Tinggalkan Siapa pun', maka dapat dikatakan bahwa WHO tidak pernah melakukannya karena orang-orang Taiwan belum diperlakukan seperti itu," lanjut keterangan tersebut.
TETO menjelaskan, walaupun Taiwan telah membentuk jalur komunikasi dengan WHO di bawah kerangkam Peraturan Kesehatan Internasional (IHR), namun WHO selalu berada di bawah tekanan dari China.
WHO bahkan tidak menanggapi permintaan khusus Taiwan guna mendapatkan informasi tentang wabah virus dan tidak mengundang para ahli Taiwan untuk berpartisipasi dalam pertemuan "Komite Darurat" yang terkait dengan pencegahan epidemi.
"Tindakan ini telah mencegah Taiwan untuk mendapat informasi perkembangan epidemi terbaru dan lengkap dengan tepat waktu, dan tidak bisa terlibat dalam diskusi tentang metode pencegahan dan pengendalian," terangnya.
Di dunia internasional sendiri, Amerika Serikat, Jepang, Uni Eropa, Kanada, dan negara-negara diplomatik Taiwan telah secara terbuka mendukung partisipasi dan keanggotaan Taiwan di WHO.
"Taiwan mengimbau Indonesia dan negara-negara lain untuk mendesak WHO agar menyajikan informasi epidemi pneumonia Wuhan dengan benar, dan tidak menyamakan Taiwan dengan China," imbau TETO.
Di akhir keterangannya, TETO juga mendesak WHO untuk mengundang dan mengizinkan Taiwan untuk menghadiri semua konferensi anti-epidemi sebagai pengamat (observer), salah satunya dalam pertemuan World Health Assembly (WHA) dan WHO ke-73 pada tahun ini.
BERITA TERKAIT: