"Saya hanya berpikir China tidak seharusnya membaca pemilihan Taiwan sebagai kemenangan atau kekalahannya sendiri," kata Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu pada Kamis (9/1).
"Jika China membaca terlalu banyak dalam pemilihan kami, mungkin ada skenario bahwa China akan terlibat dalam intimidasi militer atau isolasi diplomatik atau menggunakan langkah-langkah ekonomi sebagai hukuman terhadap Taiwan," sambungnya, seperti dimuat
Channel News Asia.
Lebih lanjut Wu menjelaskan bahwa China mengirimkan kapal induk baru ke Selat Taiwan yang sensitif akhir tahun lalu. Hal itu, menurutnya, merupakan bukti yang jelas dari upaya China Beijing untuk mengintimidasi pemilih.
"Ini adalah pemilihan kita sendiri. Ini bukan pemilihan China. Adalah orang-orang Taiwan yang pergi ke tempat pemungutan suara untuk memutuskan siapa kandidat atau partai politik yang lebih baik bagi mereka," kata Wu.
"Jika China sangat ingin bermain dengan negara-negara demokrasi di negara lain, mungkin mereka dapat mencoba dengan pemilihan mereka sendiri di beberapa titik," tambahnya.
Taiwan diketahui akan menggelar pemilihan umum presiden dan parlemen pada Sabtu pekan ini (11/1). Pemilihan umum di Taiwan selalu diawasi dengan ketat oleh China yang mengklaim pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya.
Sementara itu Taiwan menolak dianggap sebagai bagian dari China. Pemeirntah Taiwan saat ini tegas menganggap Taiwan adalah negara merdeka yang memiliki nama resmi Republik Tiongkok.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, yang kembali ikut dalam pemilu akhir pekan ini, telah berulang kali memperingatkan warga Taiwan untuk waspada terhadap upaya China untuk mempengaruhi pemilihan melalui disinformasi atau intimidasi militer.
BERITA TERKAIT: