Dalam sebuah pernyataan yang dibuat kantor berita Korea Utara,
KCNA akhir pekan ini (Sabtu, 21/12),seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan bahwa mengkritik catatan hak asasi manusia negara tersebut hanya akan memperburuk situasi yang sudah tegang di semenanjung Korea.
"Seperti menuangkan minyak di atas api yang membara," sambungnya, seperti dikabarkan ulang
Channel News Asia.
Pernyataan itu dikeluarkan sebagai tanggapan atas penyataan yang dikeluarkan oleh seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat soal situasi HAM di Korea Utara.
"(Amerika Serikat) akan dibuat untuk membayar mahal untuk pernyataan seperti itu," sambungnya.
Diketahui bahwa hubungan antara Korea Utara dan Amerika Serikat kembali ke titik kritis setelah negosiasi atas program nuklir Korea Utara menemui jalan buntu sejak pertemuan puncak di Hanoi runtuh pada bulan Februari lalu.