Demokrat Hujani Trump Dengan Kritik Pasca Dua Penembakan Massal Di Akhir Pekan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Senin, 05 Agustus 2019, 00:47 WIB
Demokrat Hujani Trump Dengan Kritik Pasca Dua Penembakan Massal Di Akhir Pekan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump/Net
rmol news logo Presiden Amerika Serikat Donald Trump kebanjiran kritik setelah dua penembakan massal terjadi akhir pekan ini.

Penembakan pertama terjadi di sebuah toko Walmart di El Paso, Texas pada Sabtu (3/8) di mana 20 orang meninggal dunia. Penembakan itu diduga terkait dengan nasionalisme putih dan retorika kebencian anti-imigran.

Para korban tewas kebanyakan adalah warga keturunan Amerika Latin.

Kurang dari 13 jam kemudian, penembakan massal kedua terjadi di kota Dayton, Ohio.

Penembakan itu menewaskan sembilan orang dan melukai setidaknya 52 lainnya.

Pihak berwenang belum secara resmi menyebutkan tersangka dalam kasus penembakan itu.

Tetapi sumber penegak hukum setempat di El Paso menyebut penembak di sana adalah Patrick Crusius.

Polisi juga memeriksa pesan penuh kebencian di situs web 8chan, yang diunggah sekitar 20 menit sebelum serangan, di mana penulis menyatakan simpati atas pembantaian nasionalis kulit putih di masjid-masjid di Christchurch, Selandia Baru, beberapa bulan lalu.

"Serangan ini merupakan respons terhadap invasi Hispanik di Texas," tulisnya.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump sendiri menjelang Minggu pagi (4/8) belum berbicara langsung soal penembakan itu.

Dia hanya mengutarakan cuitan pendek yang mengutuk pembantaian di El Paso. Dia menyebutnya sebagai kejadian tragis dan sebuah tindakan pengecut.

Situasi tersebut dimanfaatkan kubu Demokrat untuk mengaitkan kejadian penembakan massal dengan retorika anti-imigran yang digaungkan Trump sejak kampanye 2016 lalu.

Mantan anggota Kongres Demokrat dari El Paso, Beto O'Rourke, menyebut Trump sebagai nasionalis kulit putih dan menuduhnya mendorong serangan seperti yang terjadi di El Paso.

"Kita harus mengakui kebencian, rasisme terbuka yang kita lihat," kata O'Rourke kepada CNN.

Dia juga mengecam ketersediaan luas senjata api bertenaga tinggi.

Kritik senada dilontarkan oleh senator Amerika Serikat dari New Jersey dan kandidat presiden dari Partai Demokrat 2020, Cory Booker.

"Dia (Trump) bertanggung jawab atas apa yang sedang terjadi dan tidak melakukan apa pun untuk menghentikan pembantaian dan kekacauan," kaya Booker.

"Ini adalah momen moral dan dia mengecewakan bangsa ini," sambungnya, seperti dimuat The Guardian.

Sementara itu, mantan walikota San Antonio di Texas yang juga maju sebagai bakal calon presiden untuk pemilu 2020, Julian Castro juga melontarkan kritik tajam kepada Trump.

"Tidak ada pertanyaan bahwa presiden ini menetapkan nada perpecahan dan mengipasi api kefanatikan dan kebencian. Itu tidak membuatnya lebih baik. Itu membuatnya lebih buruk," tuturnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA