Hal itu disampaikan Al-Maalami saat wawancara eksklusif dengan surat kabar
Independent Arabic, seperti diberitakan ulang oleh laman
Sputnik Arabic, Selasa (28/5).
"Arab Saudi paling kuat dan keras terkait segala kesepahaman di bawah meja dengan pihak manapun. Sikap itu sangat jelas," ujarnya.
Ia menambahkan, negaranya senantiasa terbuka jika Israel menghendaki perdamaian. "Caranya sangat jelas yaitu Inisiatif Perdamaian Arab. Kami tidak perlu berbicara di bawah meja terkait hal ini," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Al-Maalami juga menegaskan sikap negaranya terhadap permasalahan Palestina. Ia bahkan menyebut keberadaan Israel di Palestina menjadi permasalahan utama di kawasan Timur Tengah.
"Sikap Saudi sangat prinsipil, yaitu Palestina adalah permasalahan utama, dan penjajahan Israel adalah penyebab utama pada semua permasalahan di Kawasan," sebutnya.
"Karena penjajahan itu memberi peluang bagi Iran dan faksi-faksinya untuk mengeksploitasi situasi dan menangkap ikan di air keruh. Bahkan Iran juga dimungkinkan untuk memobilisasi emosi di Lebanon, Yaman dan tempat lain untuk menarik beberapa massa dengan perasaan semacam itu," jelasnya.
Lebih lanjut, Maalami juga menjelaskan interaksinya dengan perwakilan dari Israel saat berada di PBB. Ia pun menegaskan tidak ada sekalipun komunikasi dengan Wakil Tetap Israel di PBB.
"Di PBB dan di DK PBB, mereka tidak mengatakan apapun terhadap saya. Antara saya dengan perwakilan Israel juga tidak ada percakapan apapun, tidak ada interaksi, tidak ada jabat tangan, tidak ada saling sapa, dan apapun interaksi lainnya," pungkas Maalami.