Sekutu-sekutunya baik di Timur Tengah seperti Israel, kelompok perawatan Kurdi, tentu Saudi Arabia walau tidak nampak bereaksi di permukaan, maupun sekutu-sekutunya di Eropa yang terlibat dalam perang di kawasan ini.
Di dalam negeri, Menteri Pertahanan James Mattis meletakkan jabatan sebagai bentuk perlawanan terhadap keputusan yang diambil sang Presiden. Langkah yang diambil Mattis diikuti oleh diplomat senior Brett McGurk yang banyak berurusan dengan masalah Timur Tengah.
Namun seperti biasanya, Trump jalan terus, mengingat Mattis dan McGurk adalah pejabat Amerika yang kesekian dalam deretan panjang pejabat Amerika yang berhenti atau diberhentikan sejak Trump menghuni Gedung Putih.
Bagi yang mencermati langkah-langkah politik yang diambil Amerika di bawah Presiden Donal Trump, meskipun di permukaan nampak sering menimbulkan kejutan, akan tetapi Trump konsisten dengan kebijakannya seperti yang didengungkan dalam janji kampanyenya:
America First.
Ia memandang bahwa terlalu banyak energi, uang, bahkan nyawa tentara Amerika yang dibuang percuma untuk mengurusi banyak hal di berbagai belahan dunia yang tidak memiliki hubungan langsung dengan kepentingan bangsa maupun negara Amerika. Itu sebabnya di bawah Trump, Amerika telah keluar dari berbagai forum multilateral seperi UNESCO, Kesepakatan Nuklir dengan Iran, Kemitraan Trans Pacific (TPP), dan kesepakatan iklim Paris.
Setelah mundur dari Suriah, Trump juga sudah memberikan isyarat akan mundur dari Afghanistan. Karena itu bangsa Afghanistan harus bersiap-siap menyelesaikan masalahnya sendiri. Keputusan ini tentu akan disambut gembira Taliban.
Pertanyaannya, apakah dengan surutnya Amerika baik secara politik, militer, maupun ekonomi dari panggung global akan membuat dunia lebih baik? Tentu tidak mudah menjawabnya, mengingat perjalanan sejarah kehadiran Amerika di suatu negara atau kawasan terkadang membawa berkah, akan tetapi seringkali membawa bencana.
Yang pasti, berbagai kebijakan Trump telah terbukti membuat ekonomi Amerika semakin baik dan musuh Amerika semakin berkurang.
Surutnya Amerika dari panggung global, secara berangsur tapi pasti, diisi oleh China yang semakin digjaya, baik secara ekonomi, politik, maupun militer. Untuk itu, masyarakat global perlu bersiap-siap menyongsong dunia baru yang amat berbeda.
Apakah akan lebih baik atau lebih buruk, tampaknya nasib sebuah bangsa atau negara tidak sama tergantung bagaimana masing-masing menyikapi perubahan yang terjadi.
[***]
Pengamat Politik Islam dan Demokrasi
BERITA TERKAIT: