Kunjungan itu difokuskan untuk membahas hubungan kedua negara dan bukan untuk membahas soal Korea Utara.
China dan Jepang, dua ekonomi terbesar di Asia, telah mencoba untuk memperbaiki hubungan setelah bertahun-tahun perselisihan sengit mengenai sekelompok pulau tak berpenghuni di Laut China Timur dan warisan invasi Jepang ke China sebelum dan selama Perang Dunia Kedua.
Jepang akan menjadi tuan rumah KTT dengan Li dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in di Tokyo pada 9 Mei mendatang untuk membahas masalah-masalah regional, di mana Korea Utara diperkirakan akan menjadi salah satu agenda yang dibahas.
Pertemuan yang diselenggarakan oleh masing-masing dari ketiga negara sejak pertama kali diadakan di Jepang pada tahun 2008, bertujuan untuk memperkuat dialog dan kerja sama.
Wakil Menteri Luar Negeri China Kong Xuanyou mengatakan, perjalanan Li ke Jepang, yang pertama dilakukan oleh perdana menteri China dalam delapan tahun terakhir, mewakili peluang pengembangan langka, meski dia tidak mengesampingkan tantangan yang ada.
"Tidak akan ada daerah terlarang," kata Kong kepada wartawan, mengacu pada pembicaraan antara Li dan Abe.
"Selama ada subjek yang diminati, mereka dapat ditaruh di meja untuk diskusi terbuka. (Kami) berharap untuk meningkatkan pemahaman melalui diskusi, yang sangat membantu untuk mempersempit perbedaan pada masalah-masalah tertentu," sambungnya.
"Saya pribadi berpikir pertemuan China-Jepang-Korea Selatan ini tidak banyak membahas situasi di semenanjung Korea. Terutama untuk membahas kerja sama regional antara ketiganya," kata Kong seperti dimuat
Reuters.
[mel]
BERITA TERKAIT: