Maju Pemilu, Mantan Ibu Negara Meksiko Janji Akhiri Kebijakan Militer Suaminya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Kamis, 18 Januari 2018, 09:37 WIB
Maju Pemilu, Mantan Ibu Negara Meksiko Janji Akhiri Kebijakan Militer Suaminya
Margarita Zavala/Reuters
rmol news logo Calon presiden Meksiko yang juga merupakan mantan ibu negara Margarita Zavala berjanji untuk mengekang kekerasan dan kejahatan dengan menarik tentara dari jalanan sebagai bagian dari pembalikan strategi obat pimpinan militer suaminya yang memicu peningkatan kekerasan yang tajam.

Jika terpilih bulan Juli ini, Zavala berjanji akan menggandakan dan memperkuat kepolisian, namun ,enarik ribuan tentara yang di masa pemerintahan suaminya, mantan presiden Felipe Calderon, mulai beroperasi pada akhir tahun 2006.

"Saya ingin untuk memperkuat polisi dalam sistem kepolisian nasional yang memungkinkan saya untuk secara bertahap menempatkan polisi yang bertanggung jawab atas keamanan dan membiarkan angkatan bersenjata melakukan apa yang selalu mereka lakukan," katanya dalam sebuah wawancara dengan Reuters.

Pemilu Meksiko tahun ini diwarnai isu kekerasan dan pembunuhan pembunuhan tahun lalu melonjak ke rekor tertinggi. Lebih dari 100.000 orang terbunuh dalam kekerasan geng dalam dekade terakhir.

Sebagai pejabat bergulat untuk mengendalikan pertumpahan darah, Presiden Enrique Pena Nieto bulan lalu menandatangani undang-undang sebuah undang-undang keamanan yang diperdebatkan yang secara resmi akan mengabadikan parameter untuk menggunakan militer dalam pertempuran kriminal.

Sejumlah kelompok hak asasi manusia dan organisasi internasional menyerang undang-undang tersebut, dengan menyebutkan kasus pelanggaran yang dilaporkan oleh militer Meksiko.

Zavala mengatakan bahwa dia berencana meningkatkan gaji polisi, menawarkan promosi berdasarkan prestasi dan memberi sertifikasi perwira di bawah satu kriteria nasional.

"Kita harus memberi martabat kelembagaan," katanya.

Mantan pengacara tersebut juga mengatakan bahwa Meksiko sekarang menghadapi masalah yang berbeda dengan masalah yang dihadapi oleh administrasi kanan tengah suaminya, dan mengkritik pemerintah saat ini karena seakan meninggalkan polisi.

"Ada masalah penculikan, pemerasan dan senjata dan perdagangan manusia yang jauh lebih serius," katanya.

"Jika polisi terus diperkuat, hari ini kita tidak akan membicarakan masalah undang-undang keamanan," tutupnya. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA