"Kami tidak menerima Amerika Serikat sebagai mediator antara kami dan Israel," kata Abbas dalam sebuah sesi akhir pekan kemarin.
"Biarlah menjadi komite internasional yang dibentuk pada konferensi internasional yang terdiri dari empat atau lima (negara atau pihak). Tapi Amerika Serikat saja? Tidak," tegasnya seperti dimuat
Reuters.
Komentar Abbas dibuat pada awal pertemuan dua hari di Ramallah Dewan Pusat Palestina, badan pembuat keputusan tertinggi Palestina, di mana 95 delegasi akan memperdebatkan strategi masa depan perdamaian Palestina.
"Kami tidak akan menerima apapun yang dapat diadili Amerika Serikat untuk memaksakan kepada kami dan kami tidak akan menerima mediasinya setelah terjadinya kejahatan tersebut," kata Abbas, mengacu pada keputusan Trump atas pengakuannya pada Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Sejak tahun 2002, sebuah 'Kuartet' perunding perdamaian Timur Tengah yang terdiri dari Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah ditugaskan untuk mempromosikan usaha perdamaian, namun gagal menunjukkan hasil apapun.
Pengakuan Trump terhadap Yerusalem karena ibukota Israel membalikkan dekade kebijakan Amerika Serikat membuat warga Palestina marah dan memicu demonstrasi kekerasan di Yerusalem, Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza. Hal itu semakin memperumit proses perdamaian di Palestina.
[mel]
BERITA TERKAIT: