Kamboja Rayakan 39 Tahun Tumbangnya Khmer Merah

Senin, 08 Januari 2018, 08:38 WIB
Kamboja Rayakan 39 Tahun Tumbangnya Khmer Merah
Foto/Net
rmol news logo Ribuan warga Kamboja merayakan 39 tahun jatuhnya rezim bengis, Khmer Merah yang telah menewaskan sekitar 1,7 juta orang itu, kemarin.

Hingga 40.000 orang menghadiri sebuah acara di Phnom Penh, ibu kota Kamboja, yang diselenggarakan Par­tai Rakyat Kamboja (CPP) pimpinan Perdana Menteri Hun Sen.

"Kemenangan 7 Januari menyelamatkan nyawa orang-orang yang selamat dari pembunuhan-pembunuhan terse­but dan membawa kembali hak-hak rakyat Kamboja yang hilang di bawah rezim Pol Pot," kata Hun Sen pada acara tersebut.

Sebagian besar korban rezim itu meninggal dunia karena siksaan, kelaparan, ke­hausan atau penyakit di kamp-kamp kerja paksa atau disiksa hingga menemui ajal selama eksekusi massal di "ladang-ladang pembantaian."

Hari itu kontroversial di Kamboja. Sebab, partai Hun Sen merayakannya sebagai hari pembebasan sementara yang lain meratapinya se­bagai awal pendudukan 10 tahun tetangga yang mereka benci, Vietnam.

"Naik dan jatuhnya Khmer Merah, yang melakukan genosida, dimulai Viet­nam untuk membagi dan melemahkan Kamboja agar tetap berada di bawah kendali Vietnam," demikian tulisan bekas pemimpin oposisi Sam Rainsy di Facebook-nya.

Sementara Amerika Serikat menyebut hari itu me­nandai perjalanan Kamboja menuju masa depan yang lebih cerah.

"Kami juga merayakan ke­cerdikan, keberanian dan juga kegigihan yang dengannya rakyat Kamboja telah muncul dari periode kegelapan, mem­bangun kembali negara mereka, dan memajukan proses rekonsiliasi nasional," de­mikian pernyataan kedutaan besar Amerika Serikat.

Ulang tahun tersebut terjadi di tengah penumpasan oposisi oleh pemerintahan Hun Sen menjelang pemilihan umum Juli.

AS dan Uni Eropa menarik dukungan untuk pemungutan suara menyusul pembubaran Partai Penyelamatan Nasional Kamboja, oposisi utama, tahun lalu. Tetapi China, pen­dukung luar negeri terbesar Kamboja, pada menyatakan yakin pemilihan tahun ini akan berlangsung jujur.

Tiga tokoh di era Pol Pot yang masih hidup menjalani hukuman seumur hidup setelah diadili pengadilan gabungan Kamboja dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Mereka yang berada di balik jeruji ialah Kaing Guek Eav, bekas kepala penjara S-21 Khmer Merah, "Saudara Nomor Dua" Nuon Chea dan bekas Presiden Khieu Samphan. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA