Peringatan tersebut dibuat dalam sebuah studi yang dilakukan oleh tim internasional, termasuk University of East Anglia, dan dipublikasikan di jurnal Nature Climate Change pada hari Senin (1/1).
Temuan penelitian mengatakan bahwa perubahan suhu dunia akan menyebabkan meningkatnya ancaman kekeringan dan kebakaran hutan jika tujuan kesepakatan perubahan iklim di Paris tidak tercapai.
Kesepakatan tersebut meminta negara-negara mengurangi gas rumah kaca dari penggunaan bahan bakar fosil agar suhu dunia tidak mencapai dua derajat Celsius.
Tim menemukan bahwa pada suhu itu, yang bisa tiba kapan saja antara tahun 2052 dan 2070, sekitar 24 sampai 32 persen dari total permukaan tanah akan menjadi lebih kering dan terpengaruh oleh "aridifikasi," atau pengeringan planet ini.
"Penelitian kami memprediksi bahwa aridifikasi akan muncul sekitar 20-30 persen permukaan tanah dunia pada saat perubahan suhu rata-rata global mencapai 2ºC," kata Manoj Joshi, peneliti utama dari University of East Anglia di Inggris seperti dimuat
Press TV.
Penelitian tersebut menemukan bahwa sebagian besar Amerika Tengah, Eropa Selatan, Afrika Selatan dan Australia Selatan serta sebagian besar Asia Tenggara, akan dilukai oleh planet yang semakin kering.
[mel]
BERITA TERKAIT: