Selain itu, 228 orang dilaporkan terluka dalam serangan paling mematikan dalam sejarah negara tersebut.
Data itu dilansir Kementerian Keamanan Dalam Negeri Somalia pada Jumat malam (20/10) waktu setempat, dikutip oleh
Aljazeera.
Kelompok teroris al Shabaab menjadi pelaku serangan mematikan itu, yang menggunakan sebuah truk berisi ratusan kilogram bahan bakar kelas militer dan buatan sendiri. Diduga, bom tersebut sebetulnya diarahkan ke bandara tetapi sudah diledakkan sebelum waktunya.
Ledakan terjadi di Distrik Hodan, yang merupakan kawasan perhotelan, pertokoan, restoran dan kantor-kantor pemerintah pusat.
Militan al Shabbab terusir dari Mogadishu pada tahun 2011 dan terus kehilangan wilayah sejak pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika dan pasukan keamanan Somalia bergabung.
Tapi al Shabaab mempertahankan kapasitas untuk memasang serangan bom besar dan kompleks. Selama tiga tahun terakhir, jumlah warga sipil yang terbunuh oleh pemboman terus meningkat seiring al Shabaab meningkatkan kapasitas bomnya
Ironisnya, pengumuman jumlah korban terbaru dari tragedi Sabtu lalu itu dirilis pemerintah Somalia ketika sebuah bom mobil meledak di luar Mogadishu. Kejadian ini menewaskan setidaknya dua orang termasuk si pengemudi.
"Bom meledak di desa Markaz, sekitar 20 Km barat laut Mogadishu," kata seorang Mayor Polisi kepada
Reuters. Desa itu diduga dihuni oleh banyak sekali penganut Islam garis keras.
[ald]
BERITA TERKAIT: