Jumat (13/10) di Brussels, Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, menyatakan, Trump tidak memiliki hak untuk mengakhiri kesepakatan tersebut.
Dikutip dari
BBC dan
Aljazeera, Mogherini menegaskan kembali sikap Uni Eropa bahwa kesepakatan nuklir Iran 2015 sudah sangat kuat dan tidak ada pelanggaran Iran terhadap komitmen apapun dalam kesepakatan tersebut.
Dia menekankan lagi, tidak ada kekuatan dari "presiden manapun di dunia" yang bisa membatalkan kesepakatan yang diteken oleh Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Jerman, Prancis, Inggris, Rusia, dan China) melalui resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu.
"Sebagai komunitas internasional, kami tidak mampu membongkar kesepakatan nuklir yang sedang berjalan," kata Mogherini, yang memimpin tahap akhir perundingan pada bulan Juli 2015.
Dia juga mengatakan, kesepakatan tersebut bukan kesepakatan bilateral atau perjanjian internasional. Sehingga jelas, tidak ada presiden negara manapun di dunia yang bisa mengakhiri kesepakatan tersebut.
"Presiden Amerika Serikat memiliki banyak kekuatan, tapi bukan untuk yang ini," tambahnya.
Mogherini juga mengaku sudah berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, setelah pidato Trump kemarin.
[ald]
BERITA TERKAIT: