Seperti disebutkan sebelumnya oleh Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, Trump akan menggunakan panggung itu untuk mengkampanyekan tindakan lebih keras kepada Korea Utara setelah Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi terberat sepanjang sejarah.
Seorang pejabat Gedung Putih yang minta identitasnya dirahasikan, dikutip
Reuters, mengatakan, Trump akan berbicara dengan sangat tegas mengenai ancaman Korea Utara dan ancaman yang ditimbulkannya terhadap keamanan semua negara di ruangan sidang PBB itu.
Juga ada kemungkinan Trump bakal menyorot China yang membuatnya frustrasi karena tidak dapat mengendalikan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Senin kemarin waktu setempat, Trump telah berbicara dengan Presiden China, Xi Jinping, dan menekankan komitmen terus menekan Korea Utara dengan memberlakukan resolusi PBB.
Kontrol perbatasan, perdagangan dan kesepakatan internasional yang tidak menguntungkan AS, yang dianggap sebagai ancaman terhadap kedaulatan AS, pun bakal jadi bahan pidato.
Tema pidato Trump akan konsisten dengan filosofi "America First" yang membantunya memenangkan pemilihan presiden tahun lalu. Pidato itu dijadwalkan berlangsung pada pukul 10.30 waktu New York (Selasa, 19/9).
Sebelumnya, pada Sabtu lalu (16/9), pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengatakan, kekuatan militer negaranya tak lama lagi mencapai "ekuilibrium" dengan AS.
Klaim itu dikemukakan setelah Korea Utara melepaskan lagi sebuah rudal balistik ke arah Jepang pada Jumat pagi (15/9).
Korea Utara mengkonfirmasi rudal terakhir yang diluncurkan itu adalah rudal balistik jarak menengah Hwasong-12, sebuah model yang sama dengan yang mereka luncurkan ke arah Jepang pada 29 Agustus.
[ald]
BERITA TERKAIT: