Demikian dikutip dari situs berita
Arab News. Setelah Air Force One mendarat di Riyadh, Trump akan terlibat dalam serangkaian pertemuan diplomatik dengan Raja Salman dan pejabat senior Saudi.
Perjalanan luar biasa Trump ini akan bertepatan dengan tiga pertemuan penting pada hari Sabtu dan Minggu, serta beberapa kegiatan bisnis, perayaan budaya, intelektual dan olahraga.
KTT Saudi-AS pada hari Sabtu ini akan menampilkan serangkaian pertemuan bilateral antara Raja Salman dan Trump. Pertemuan fokus untuk menegaskan kembali persahabatan yang sudah berlangsung lama, dan memperkuat ikatan politik, ekonomi, keamanan dan budaya yang erat antara kedua negara.
Pada hari Minggu, akan digelar KTT GCC (Dewan Kerjasama Negara-negara Teluk) - AS, Arab Islamic American Summit, dan peresmian Pusat Global untuk Memerangi Ideologi Ekstremis.
Arab News, mengutip para analis, yakin kunjungan Trump akan memperbaiki hubungan AS-Arab.
Hubungan dua negara sempat tegang di masa pemerintahan Presiden Barack Obama.
"Dengan memilih Arab Saudi sebagai pemberhentian pertama dalam kunjungan bersejarahnya, Presiden Trump telah dengan bijaksana mengambil kesempatan untuk mengubah sebuah halaman baru dan lebih positif bagi orang-orang Arab dan Muslim di wilayah tersebut dan sekitarnya, " pendiri dan CEO Dewan Nasional Hubungan AS-Arab, John Duke Anthony, menulis di halaman koran
Arab News.
Kunjungan Trump juga merupakan peluang untuk memulihkan luka umat Islam di seluruh dunia terkait sikapnya yang keras terhadap dunia Islam pada masa kampanye Pilpres AS.
"Sebagai kandidat, Donald Trump mengkritik Arab Saudi. Kini konteks berubah, dan sebagai presiden, pemerintahannya telah menahan diri dari pernyataan yang tidak benar, tidak perlu dan provokatif dalam hal ini, " tulis Anthony.
Isu menyangkut Iran juga diangkat. Oleh beberapa negara Arab, Iran dianggap mensponsori terorisme internasional. Abdulrahman Al-Rashed, seorang analis, mengatakan bahwa pemerintah baru AS memiliki kesempatan untuk bersikap keras terhadap Teheran.
"Saya percaya bahwa pemerintah AS saat ini membuat Iran menghadapi kenyataan baru, yaitu harus menghentikan penyebaran kekacauan dan kekerasan di wilayah dan dunia yang lebih luas," tegasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: