Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Marc Ayrault tiba di ibukota Iran awal pekan ini untuk mempererat kerjasama.
Ayrault mengatakan bahwa hal itu tertuang dalam kepentingan bersama sebagaimana yang dijalin pada tahun 2015 di mana Iran setuju untuk menghentikan program nuklirnya dengan imbalan sanksi dicabut dipatuhi.
Namun ada kekhawatiran soal keberlanjutan kesepakatan tersebut, mengingat Presiden Amerika Serikat Donald Trump semasa kampanye menyebut bahwa kesepakatan itu merupakan kesepakatan terburuk yang pernah dinegosiasikan.
"Saya datang sebagai pembela kesepakatan itu, tetapi untuk waspada dan menjelaskan bahwa mereka (Iran) harus tak bercacat," kata Ayrault.
"Kami menyampaikan keprihatinan nyata tentang sikap pemerintahan Amerika Serikat terhadap perjanjian ini," katanya.
Kekhawatiran Perancis atas arah kebijakan Amerika Serikat di bawah Trump melampaui nasib kesepakatan nuklir Iran. Ia juga mengkritik soal keputusan Trump yang melarang masuknya imigran dari tujuh negara mayoritas muslim di dunia, termasuk Iran di dalamnya.
"Ini tidak ada hubungannya dengan memerangi terorisme," kata Ayrault.
[mel]
BERITA TERKAIT: