Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pasca Hillary Sakit, Trump Dominasi Pemberitaan Di Media Siber

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Rabu, 28 September 2016, 16:06 WIB
Pasca Hillary Sakit, Trump Dominasi Pemberitaan Di Media Siber
Net
rmol news logo Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump lebih mendominasi pemberitaan di media siber dibandingkan lawannya, calon dari Partai Demokrat Hillary Clinton dalam tiga bulan terakhir.

Hal itu berdasarkan temuan Indonesia Indicator (I2), perusahaan di bidang intelijen media, analisis data, dan kajian strategis dengan menggunakan software AI (Artificial Intelligence). Data ini diperoleh dari 11 ribu pemberitaan dari 101 media online Amerika.

"Trump memimpin di media online sekitar 52,75%  dalam sebulan terakhir," ujar Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, Rustika Herlambang, dalam keterangan persnya (Rabu, 28/9).

Tingginya akumulasi ekspos Trump di media online tersebut, diakibatkan oleh isu-isu kontroversial yang selalu dikemukakannya. Itu sebabnya respon pada Trump juga muncul dari negara-negara lainnya.

Sementara itu, ekspose Clinton di media online, terus anjlok dari 13 ribu pada bulan Juli menjadi 10 ribu pada September. Clinton juga lebih banyak direspons di Amerika dibanding di negara-negara lain.

Dilihat dari ekspos khusus media di seluruh negara bagian di Amerika, Clinton mendominasi hingga hampir 70% pada tiga bulan lalu dan menurun hingga 50% di bulan ini. Situasi ini hampir mirip dengan survei lapangan yang dilakukan dimana Clinton menang di berbagai survei di Amerika sejak beberapa bulan lalu, yakni 44 persen.

"Sedangkan, dukungan untuk Trump di survei hanya 31 persen. Namun demikian, belakangan ini angka yang diraih Trump kian mengejar Clinton," sambung Rustika.

Dia menambahkan, jika melihat peta media online di AS dalam tiga bulan terakhir, yang menjadi tempat pertarungan antara kedua kandidat, Clinton mendominasi di berbagai wilayah di negeri Paman Sam itu. Namun, kondisi berubah pasca Clinton sakit.

"Peta satu bulan terakhir ternyata terjadi pergeseran tren. Trump sepertinya memanfaatkan situasi itu hingga situasi ekspos media kian berimbang," papar Rustika.

Selain mendominasi media online, Trump juga unggul di media sosial. Menurut Rustika, nama Trump di-tuit sebanyak 819.613 tweet kali oleh 269.302 akun Twitter. Jumlah itu menguasai 62 persen. Sementara itu, Clinton hanya dituit sebanyak 269.302 kali oleh 82 ribu akun atau hanya mencapai 37 persen.
 
Respon terbesar pada kedua kandidat didominasi oleh pemilih kalangan usia 26-35 tahun, yang paham tentang politik dan berpikiran terbuka. Porsi mereka mencapai lebih dari 69%. Sementara itu, Netizen perempuan lebih banyak merespons Clinton, yakni sebanyak 42%, dibandingkan dengan pada Trump, yakni 39%.

Saat debat kandidat berlangsung kemarin, Trump juga menguasai media sosial. Ia dituit sebanyak 106.165 kali atau skitar 70 persen dibandingkan Clinton yang hanya dituit sebanyak 45.372 kali atau 30 persen. Lagi-lagi, hal itu disebabkan oleh pernyataan kontroversial yang diungkapkannya. Diantaranya hal yang terpantau adalah mengenai isu LGBT, serta tax return. 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA