Di hari yang sama, sedikitnya delapan petugas keamanan tewas dalam serangan yang menargetkan sebuah pos pemeriksaan di Baghdad, pinggiran barat Abu Ghraib.
Diberitakan
Aljazeera, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua serangan kemarin itu.
Serangan di Muqdadiyah menargetkan acara pemakaman tokoh Syiah ternama dari Beni Tamim, salah satu suku utama di provinsi Diyala.
Dua orang perwira berpengaruh di komite keamanan Diyala disebutkan tewas dalam ledakan itu.
Menanggap serangan itu, para pejabat keamanan meminta warga Diyala tenang. Sementara, Gubernur Diyala, Muthanna al-Tamimi, menegaskan, Miqdadiyah tidak akan jatuh ke dalam perangkap perselisihan sektarian yang dipromosikan oleh beberapa politisi.
Serangan di Miqdadiyah terjadi hanya beberapa jam setelah 16 tentara tentara Irak dan para pejuang setempat tewas akibat serangan bom ke barak mereka, di sebuah desa di selatan dari Fallujah.
Serangan-serangan brutal di hari Senin itu terjadi satu hari setelah pada hari Minggu dua bom yang diletakkan di pinggir jalan meledak dan menewaskan sedikitnya 70 orang.
Bom tersebut menargetkan pasar di Kota Sadr, lingkungan mayoritas Syiah di utara Baghdad. Ledakan itu juga mengakibatkan 100 orang luka-luka.
Sedangkan di Abu Ghraib, sejumlah polisi diculik dan kemudian sebuah desa di dekatnya juga diserbu oleh pasukan bersenjata. ISIS pun mengaku bertangggung jawab atas dua serangan itu.
[ald]
BERITA TERKAIT: