Semasa hidupnya, peran sang
Dear Leader tidaklah kecil, baik dalam pembangunan Korea Utara maupun upaya reunifikasi kedua Korea. Komitmen Kim Jong-il akan reunifikasi dua Korea ia tunjukan dengan mengunjungi monumen tanda tangan Kim Il Sung di Panmunjom. Di monumen tersebut terdapat tanda tangan Kim Il SUng tertanggal 7 Juli 1994 terkait dokumen reunifikasi nasional. Dala kesempatan itu, Kim Jong Il menyebut bahwa sang Ayah telah menginstruksikan bahwa hadiah terbesar yang bisa diberikan kepada rakyat Korea Utara adalah reunifikasi.
Beranjak dari instruksi sang ayah, Kim Jong Il kemudian melakukan sejumlah upaya untuk merealisasikan reunifikasi Korea. Pada Agustus 1997, Kim Il Sung memformulasikan tiga prinsip reunifikasi nasional dan 10 poin program kesatuan untuk mendirikan Republik Federal Demokratik Koryo. Ia pun mengemukankan lima poin kebijakan untuk persatuan nasional yang terangkum dalam karyanya berjudul "Let Us Reunify the Country Independently and Peacefully through the Great Unity of the Entire Nation" yang dipublikasikan pada April 1998.
Namun, merealisasikan reunifikasi bukanlah perkara mudah. Korea Utara menghadapi sejumlah hambatan seperti campur tangan Amerika Serikat serta tensi yang tidak stabil dalam hubungan antar-Korea.
Menghadapi hal tersebut, Kim Jong Il tetap berpegang pada prinsip warisan sang ayah yang dikenal dengan sebutan Songun, atau kebijakan yang menempatkan militer di garis terdepan. Maksud dari kebijakan tersebut adalah memprioritaskan Tentara Rakyat Korea dalam urusan negara serta dalam alokasi sumber daya.
Upaya reunifikasi sempat menemukan titik terang pada 15 Juni 2000 saat Kim Jong Il bertemu dengan Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung dalam pertemuan resmi kedua negara pertama kalinya pasca Perang Korea. Pertemuan tersebut membuahkan deklarasi yang dikenal dengan sebutan "June 15 North-South Joint Declaration". Deklarasi itu mengawali sejumlah kerjasama kedua Korea seperti reuni keluarga terpisah dan pembangunan proyek bisnis bersama.
Semangat reunifikasi yang sama itu pula lah yang dibawa dalam pertemuan tingkat tinggi antar Korea Selanjutnya yang digelar pada Oktober 2007.
Kendati reunifikasi yang ditargetkan Kim Jong Il belum juga terealisasi hingga akhir hayatnya, namun ia telah melakukan sejumlah upaya demi menjalankan instruksi sang ayah. Tongkat warisan itu pun saat ini dibawa oleh Kim Jong Un.
[mel]
BERITA TERKAIT: