Bangsa Ini Terancam karena Kekurangan Bayi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Minggu, 04 Januari 2015, 13:30 WIB
Bangsa Ini Terancam karena Kekurangan Bayi
ilustrasi/net
rmol news logo Di tengah keinginan kembali tampil sebagai bukan hanya kekuatan ekonomi melainkan juga kekuatan politik di kawasan Asia dan Pasifik, Jepang menghadapi persoalan yang semakin hari semakin tidak sepele serta sulit dihindari.

Tahun 2014 lalu hanya satu juta lebih sedikit bayi yang lahir di negeri sakura itu. Menurut pemerintah Jepang seperti dikutip dari CCNMoney, ini adalah catatan kelahiran bayi terendah dalam sejarah Jepang. Angka ini juga memperlihatkan tidak cukup banyak yang dilakukan Jepang untuk menangani persoalan pertumbuhan penduduk yang sudah ramai dibicarakan sejak beberapa tahun terakhir ini.

Kementerian Kesehatan Jepang memperkirakan sebanyak 1.269.000 warganegara Jepang meninggal dunia sepanjang 2014. Ini berarti, jumlah penduk Jepang berkurang sebanyak 268 ribu orang.

Ada tiga faktor yang dianggap bertangung jawab atas persoalan ini. Pertama, jumlah perkawinan menurun. Kedua, budaya korporasi yang tidak bersahabat terhadap wanita yang mempunyai anak. Ketiga, Jepang tidak memberi kesempatan luas pada imigrasi dan naturalisasi.

Bila trend ini dipertahankan, jumlah penduduk Jepang akan berkurang sebesar 30 persen dalam setengah abad.

Pemerintah Jepang baru-baru ini meluncurkan kebijakan yang diharapkan membuat pasangan-pasangan mudah lebih mau punya anak. Tujuannya adalah untuk mendorong angka kelahiran per wanita menjadi 2,1 dari angka saat ini yang hanya 1,4.

Itu saja tentu tidak cukup. Jepang juga harus sudah mulai mempelunak sikap terhadap imigrasi. Saat ini kurang dari 2 persen penduduk Jepang yang adalah orang asing.

Peneliti dari Pusat Penelitian Ekonomi Jepang, Jun Saito, mengatakan bahwa Jepang berada pada dua pilihan.

Di satusisi menjadi bekas penguasa ekonomi dengan penduduk berusia tua. Di sisi lain menjadi pemain utama ekonomi yang diperkuat oleh anak-anak Jepang dan imigran yang mendapat kesempatan menjadi warganegara Jepang. [dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA