Hal ini dikatakan oleh utusan Iran untuk IAEA, Reza Najafi, pada Sabtu (25/1).
"Sejauh ini, kami belum menerima permintaan apapun dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk membuka kantor di Teheran," kata Najafi seperti dikutip dari kantor berita resmi Mehr (Minggu, 26/1).
Selain itu, menurutnya, hal tersebut dirasa tidak perlu lantaran kegiatan nuklir disana telah berkurang.
"Dalam pandangan kami dan karena volume kegiatan nuklir di negara ini telah berkurang, sehingga tidak perlu badan (IAEA) untuk mendirikan kantor di Teheran," lanjutnya.
Pernyataan ini datang setelah Kepala IAEA Yukiya Amano pada Jumat (24/1) mengatakan bahwa ada kemungkinan pihaknya akan membuka kantor sementara di ibukota Iran lantaran IAEA tengah bertugas memonitoring kesepakatan nuklir antara Negeri Mullah itu dan enam negara kekuatan dunia yang dicapai di Jenewa pada November 2013 lalu.
[wid]
BERITA TERKAIT: