Pernyataan ini disampaikan Jurubicara Kementerian Luar Negeri AS, Marie Harf saat pihak-pihak dari Presiden Sudan Selatan Salva Kiir dan mantan wakil presiden Riek Machar akan memulai pembicaraan hari ini (Minggu, 5/1) di Addis Ababa, ibukota Ethiopia.
"Para pihak harus menggunakan pembicaraan ini untuk membuat kemajuan cepat dan nyata pada penghentian permusuhan, akses kemanusiaan, dan status tahanan politik," kata Harf dalam sebuah pernyataan.
Dalam kesempatan itu, Harf juga menekankan agar tidak ada solusi militer dalam pembicaraan ini.
"Tidak akan ada solusi militer terhadap konflik ini. Perdamaian tahan lama dan abadi tergantung pada penyelesaian politik yang mendasari konflik," lanjut Harf seperti dikabarkan
Global Times.
Pertikaian di Sudan Selatan ini berawal dari konflik kekuasaan antara Kiir dan Machaar. Konflik antara kedua politisi dari suku berbeda ini juga telah menyebabkan perseteruan besar. Lebih dari seribu orang tewas selama konflik di negara yang baru seumur jagung itu.
Akibat pertikaian ini, sekitar 1.000 orang telah tewas dan hingga 190 ribu orang terlantar sejak bentrokan mematikan meletus antara pihak-pihak yang bertikai di Juba, ibukota Sudan Selatan.
[wid]
BERITA TERKAIT: