Komitmen itu diputuskan lewat Rapat Paripurna Ketiga dari Kongres Komite Pusat Partai Komunis China ke-18 yang digelar pada 9-12 November kemarin, di Beijing. China menegaskan masih dalam tahap utama sosialisme dan akan tetap demikian sembari melakukan reformasi yang lebih mendalam.
"China adalah sebuah mesin ekonomi global. Pesanan ekspor dan impor China mempengaruhi perkembangan dari berbagai sektor di banyak negara," Wakil Kepala Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia untuk studi Asia Timur dan Asia Tenggara, Andrei Ostrovsky, kepada
Xinhua dalam sebuah kesempatan.
Dia mengatakan, China yang memperdalam reformasi fiskal akan memainkan peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik dan meningkatkan perekonomian global.
"Pertumbuhan produk domestik bruto China akan membantu memperluas impor dan ekspor China, yang secara dramatis akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di banyak negara, seperti Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa, India, Brasil dan Rusia," lanjut Ostrovsky.
GDP atau indikator produk manufaktur China naik 7,8 persen pada kuartal ketiga dibandingkan dengan tahun lalu, jauh di atas target setahun penuh sebesar 7,5 persen, menurut data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional China. Ketika perekonomian China tumbuh pada tingkat 7,5 persen, kontribusi pertumbuhan ekonomi China terhadap pertumbuhan ekonomi global adalah 27,76 persen.
Rapat pleno yang digelar para petinggi komunis itu tidak hanya penting bagi China, tetapi juga bagi perekonomian global. Direktur penelitian di John L. Thornton China Center di Washington DC, Li Cheng, mengatakan, rapat pleno akan memberikan kelas menengah China lebih banyak kesempatan untuk menginvestasikan sumber daya mereka dalam usaha kecil dan sektor jasa.
Li katakan juga, sektor swasta kini sebagai kekuatan pendorong pembangunan ekonomi China. Sementara itu, kelas menengah akan memainkan peran penting dalam investasi dan konsumsi sehingga bisa menempatkan China sangat baik dalam ekonomi global saat ini.
[ald]
BERITA TERKAIT: