Selama kunjungan, Zarif bertemu dengan Presiden Turki Abdullah Gul dan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, serta Menlu Ahmet Davutoglu.
Pada konferensi pers bersama di Ankara, baik Davutoglu maupun Zarif menyatakan kekhawatiran mereka mengenai perang sipil di Suriah yang semakin sektarian, serta bahaya senjata kimia di Timur Tengah. Mereka juga menegaskan bahwa Turki dan Iran akan meningkatkan hubungan bilateral lebih jauh.
Namun seorang pengamat politik Turki, Idris Gursoy, seperti yang dikabarkan
Xinhua (Sabtu, 2/11), menilai bahwa pendekatan yang dilakukan Iran merupakan cara untuk mendapatkan dukungan politik di negara tetangga untuk menekan sanksi atas program pengembangan nuklirnya.
"Ini lebih mirip sebuah langkah taktis bagi Iran daripada penyelarasan strategis," katanya.
Diberitakan oleh kantor berita
IRNA, Javad Zarif juga direncanakan mengunjungi Prancis pekan depan untuk menyampaikan pidato di UNESCO, menjelang perundingan nuklir di Jenewa dengan negara-negara besar dunia.
[ald]
BERITA TERKAIT: