Seperti dilansir
Associated Press (Sabtu, 27/4), Zubeidat Tsarnaev, termasuk dalam
Terrorist Identities Datamart Environment, (TIDE), data yang disusun oleh pemerintah Rusia pada 2011 atas permintaan badan intelijen AS.
Zubeidat ditambahkan ke dalam daftar teroris, setelah Rusia mengatakan kepada Badan Intelijen Pusat AS (CIA) bahwa dia dan anaknya, Tamerlan, telah menjadi militan berlatar agama.
Namun, Zubeidat menyebut tuduhan teroris terhadap dirinya dan kedua putranya adalah bohong dan penuh kemunafikan.
"Aku muak dan lelah atas semua omong kosong atas apa yang mereka tuduhkan kepada saya dan anak-anak saya," katanya.
"Orang-orang tahu saya sebagai orang biasa, dan aku belum pernah terlibat dalam setiap tindakan kriminal, terutama yang terhubung ke terorisme," tegasnya lagi.
Anak pertama Zubeidat, Tamerlan Tsarnaev, tewas dalam saling tembak dengan kepolisian AS saat penggerebekan Kamis pekan lalu. Adiknya, yang juga tersangka, Dzokhar Tsarnaev, ditemukan oleh warga setempat yang melaporkannya ke kepolisian setempat pada keesokan harinya dalam keadaan luka parah.
Remaja berusia 19 tahun itu dikabarkan telah pulih dari luka tembak yang dialaminya di leher akibat saling tembak. Dia kini sedang menjalani perawatan kesehatan jangka panjang di sebuah rumah sakit khusus narapidana.
[ald]
BERITA TERKAIT: