Ulama besar Mesir tersebut, Ali Gomaa, mempertanyakan apakah di Amerika Serikat, misalnya, hasutan terhadap film
"Innocence of Muslim" ada UU yang melarang penyebaran kebencian. Dan ia juga menantang jika film ini bersandar pada hukum yang melindungi kebebasan berbicara.
"Ini bukan kebebasan berbicara, ini adalah serangan terhadap kemanusiaan, serangan terhadap agama, dan serangan terhadap hak asasi manusia. Kami hidup bersama-sama dan harus saling menghormati yang lainnya," kata Ali sebagaimana dilansir
CNN (Minggu, 23/9),
"Film ini menyebarkan kebencian dan kami menyerukan perdamaian," katanya, sambil menambahkan bahwa para pemimpin Islam menentang siapapun yang menghina agama apapun.
Sementara itu, uskup Gereja Koptik di Mesir, Morkkos, juga mengutuk film yang memicu protes di berbagai belahan dunia ini. Morkkos, yang aktif di Yayasan Coexist dan bergerak mempromosikan toleransi beragama, menegaskan bahwa Muslim dan Kristen di Mesir akan terus hidup berdampingan secara damai .
"Pesan saya kepada mereka yang ingin (perselisihan) antara Muslim dan Kristen di Mesir, saya katakan pada mereka, Anda tidak akan berhasil, karena kami adalah salah satu orang yang telah hidup bersama selama lebih dari 1.400 tahun," demikian Morkkos.
[ysa]
BERITA TERKAIT: