Pasukan penjaga perdamaian Kongo, Afrika Tengah, dari Indonesia menggelar shalat Idul Fitri pada hari Selasa lalu (30/8). Dari informasi yang telah diauthentifikasi Perwira Penerangan Konga XX-H/Monusco, Lettu Inf. Imam Mahmud, shalat Ied digelar di Bumi Nusantara Camp Dungu-Kongo.
Selain personel TNI yang telah berada di Kongo sejak 18 Oktober 2010 lalu itu, shalat Idul Fitri juga dihadiri 60 personel dari Kontingen Angkatan Udara Bangladesh, 6 personel Pasukan Khusus FARDC (tentara lokal), beberapa orang Military Observer (Milobs), dan beberapa staf PBB yang beragama Islam.
Pengamat Militer (Milobs) asal Inggris, Mayor Carter, yang baru masuk Islam juga hadir di Bumi Nusantara. Sehari-hari ia bertugas sebagai analis intelijen di wilayah Dungu.
Pagi yang tenang dan cerah yang menyelimuti Bumi Nusantara Camp turut mewarnai khusyuk dan khidmadnya pelaksanakan rangkaian perayaan hari raya tersebut.
Dalam khutbahnya, khatib Serda H. Muhrid Joutulis menyampaikan bahwa setelah satu bulan penuh menahan diri dari makan, minum dan segala hal yang membatalkan puasa, kini telah tiba saatnya umat muslim merayakan hari kemenangan, ibarat seorang bayi yang baru saja dilahirkan, bersih dari dosa.
Selanjutnya khatib juga berpesan agar segala amal ibadah yang telah dilaksanakan selama Bulan Ramadhan dapat dilaksanakan secara konsisten dan ditingkatkan pada bulan-bulan berikutnya. Ia juga mengingatkan bahwa Iedul Fitri adalah momentum bersilaturrahmi, menjalin keharmonisan dengan sesama manusia untuk mensucikan diri dari dosa sehingga benar-benar suci, baik dari dosa kita kepada Allah SWT maupun yang berkaitan dengan sesama manusia atau hablumminallah wa hablun minan nas.
Pelaksanaan puasa Ramadhan yang berhasil akan membentuk jiwa dan gaya hidup pelakunya sesudah Ramadhan. Pengendalian diri dan hawa nafsu yang telah terbina selama Ramadhan, harus meresap dan mewarnai kehidupan sehari-hari pasca Ramadhan.
Setelah khatbah selesai, Letkol Czi Widiyanto dan seluruh anggota Satgas beserta jamaah lainnya melaksanakan halal bil halal dengan saling bersalaman secara berkeliling sebagaimana layaknya budaya Iedul Fitri di tanah air. Usai acara di lapangan, rangkaian perayaan hari raya dilanjutkan dengan ramah tamah.
Bagi anggota Satgas, hari raya Iedul Fitri tahun ini terasa berbeda dan istimewa karena harus dirayakan di medan penugasan di luar negeri, jauh dari keluarga dan sanak saudara. Aneka menu masakan khas lebaran yang dihidangkan terasa sangat bermakna, sekaligus mengurangi rasa rindu terhadap keluarga dan sanak keluarga di tanah air. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: