Junta Militer Myanmar Bubar, Pemerintahan Sipil Masih Dicurigai

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Kamis, 31 Maret 2011, 16:26 WIB
RMOL. Hari ini rakyat Myanmar menghirup udara baru. Junta militer Myanmar secara resmi dibubarkan setelah Presiden baru dari sipil, Thein Sein, diambil sumpahnya oleh Parlemen.

Pemerintahan sipil juga ditandai oleh Jenderal Senior Than Shwe yang  melepaskan jabatannya sebagai kepala angkatan bersenjata Burma. Tapi kecurigaan dunia internasional bahwa sistem baru hanyalah kelanjutan dari yang lama, masih ada.

Kecurigaan itu bukan tanpa alasan karena Myanmar sudah berada di bawah pemerintahan militer sejak 1962 dan baru menggelar Pemilu pertama mereka sejak 20 tahun terakhir pada November silam. Para pengamat internasional menyebut Pemilu tersebut penuh dengan kecurangan.

Kemarin, televisi dan radio nasional Myanmar melaporkan bahwa pemerintahan baru Myanmar pimpinan Presiden Thein Sein telah dilantik oleh parlemen di Ibu Kota Myanmar, Naypyitaw. Pelantikan itu dilakukan tertutup.

Dikabarkan pula bahwa partai berkuasa sejak 1988, Komisi Perdamaian dan Pembangunan Negara (SPDC) secara resmi dibubarkan. Konon, pembubaran itu atas perintah Jenderal Than Shwe sendiri yang sudah berkuasa sejak 1992.[ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA