Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)

Ketua DPR: Hentikan Kegaduhan Politik Sepanjang Bulan Ramadhan

Laporan: | Minggu, 05 Mei 2019, 14:25 WIB
Ketua DPR: Hentikan Kegaduhan Politik Sepanjang Bulan Ramadhan

Bambang Soesatyo/Net

Ketua DPR Bambang Soesatyo mengimbau masing-masing kubu kekuatan politik untuk menghentikan kegaduhan politik sepanjang periode hari besar keagamaan.

Bulan Suci Ramadhan 1440 H tahun ini hendaknya dijadikan momentum pemulihan hubungan baik antarkomunitas yang selama ini berseberangan karena beda sentimen politik.
"Pemulihan hubungan baik itu hendaknya diawali dengan kesadaran bersama untuk berhenti menyemburkan ujaran kebencian, berhenti saling tuduh, berhenti saling ancam, dan tidak lagi membuat pernyataan provokatif, ujar pria yang akrab disapa Bamsoet itu, dalam keterangan tertulis, Minggu (5/5).  

Pada periode bulan suci ini, Bamsoet berharap, semua kekuatan politik patut peduli dan menghormati masyarakat yang sedang  melaksanakan ibadah Puasa Ramadhan.  Hal itu penting, agar masyarakat fokus dan khusyuk serta ruang publik hendaknya bersih dari segala sesuatu yang berpotensi menganggu atau merusak kesakralan bulan suci Ramadhan.

"Dua pekan lebih setelah pemungutan suara Pemilu 2019, sebagian masyarakat merasa tidak nyaman, karena ruang publik masih terasa sangat bising. Kebisingan itu disemburkan oleh dua kubu yang paling berkepentingan dengan hasil perhitungan suara pemilihan presiden oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Isu tentang kecurangan terus dihembuskan kedua kubu," terangnya.

Menurut Mantan Ketua Komisi III DPR ini, kebisingan itu memancing perhatian sebagian publik. Ada yang menanggapinya dengan dengan sikap biasa-biasa saja. Namun, tak sedikit juga yang terpancing emosinya.

"Perilaku emosional yang dipertontonkan - kendati hanya dengan pernyataan yang provokatif - tak pelak membuat beberapa kalangan cemas atau khawatir," ujarnya.

Sementara itu, kalangan akar rumput pun sempat tergoda menyoal isu people power yang diwacanakan oleh kalangan tertentu. Perbincangan tentang hal-hal seperti ini bermunculan karena perang pernyataan atau saling tuduh tentang kecurangan Pemilu  tak pernah reda.  

"Para tokoh masyarakat sudah menggemakan imbauan agar saling tuduh itu tidak diteruskan. Namun, imbauan itu seperti dianggap angin lalu saja," sesal Bamsoet.

"Karena itu, bulan Suci Ramadhan patut untuk dijadikan momentum bagi semua  kekuatan politik untuk menahan diri, dan membantu masyarakat di berbagai daerah mewujudkan pemulihan hubungan baik antarkomunitas," lanjut Politikus Partai Golkar ini.

Ia menyebutkan, tidak akan dipersalahkan jika masing-masing kubu kekuatan politik terus mengumpulkan bukti-bukti kecurangan. Namun, setiap temuan hendaknya disikapi dengan perilaku yang elegan, tanpa harus memancing atau mengoyak emosi publik.
1xx

Kolom Komentar

Artikel Lainnya

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)