Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)

Negara ASEAN Jangan Cuek Sama Masalah Rohingya

Laporan: | Kamis, 06 September 2018, 02:08 WIB
Negara ASEAN Jangan Cuek Sama Masalah Rohingya

Bambang Soesatyo/Net

Negara-negara anggota ASEAN harus turut menyelesaikan krisis kemanusiaan yang terjadi di Rohingya, Myamnar. Negara-negara ASEAN tidak boleh cuek. Jika permasalahan Rohingya tidak segera diselesaikan, maka akan mengganggu stabilitas di kawasan ASEAN.

Demikian disampaikan Ketua DPR Bambang Soesatyo saat bertemu Presiden Singapura Halimah Yacob, di Istana Kepresidenan Singapura, Rabu (5/9). Politisi yang akrab disapa Bamsoet ini datang bersama para ketua parlemen negara-negara yang tergabung dalam ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA).

"Saya mengajak negara-negara yang tergabung di ASEAN untuk mau membantu mencari jalan keluar terbaik bagi krisis kemanusiaan di Myanmar. Apabila permasalahan ini tidak segera diselesaikan, dikhawatirkan akan mengganggu masa depan ASEAN sebagai kawasan ekonomi yang stabil, damai, dan terbuka," ucap Bamsoet.

Dalam pertemuan tersebut, Halimah Yacob meminta anggota AIPA selalu kompak dan kritis terhadap beragam persoalan yang terjadi di kawasan ASEAN. Halimah juga berharap kerja sama di kawasan bisa ditingkatkan lagi.

"Negara-negara AIPA diharapkan bisa meningkatkan peran dan kerja sama di forum-forum global. Pertemuan antar-delegasi parlemen AIPA harus sering dilakukan untuk menciptakan kerja sama yang solid," terang Bamsoet.

Permasalahan terorisme juga disinggung dalam pertemuan itu. Para anggota AIPA sepakat, permasalah terorisme menjadi musuh bersama. Serangan teroris bisa terjadi kapan saja dan di negara mana pun. Makanya, AIPA harus kompak juga untuk menanganinya.

"DPR RI berharap, kerja sama antara negara anggota AIPA dalam penanganan terorisme harus lebih ditingkatkan lagi. Terorisme saat ini menjadi ancaman yang nyata bagi semua negara di dunia tanpa terkecuali," ujarnya.

Politisi Partai Golkar ini mengingatkan, telah terjadi perubahan pola operasi terorisme. Para teroris sudah tak segan mengajak dan melibatkan keluarga sendiri dalam melakukan aksinya. Beberapa contohnya, terjadi dalam serangan di Indonesia.

"Modus operandi teroris yang melibatkan wanita dan anak-anak sangat mengkhawatirkan dan membahayakan. Kerja sama dalam bidang pertukaran informasi terkait ancaman terorisme antarnegara ASEAN merupakan hal yang penting dalam rangka meminimalisir terorisme," ujar Bamsoet.

Di akhir  pertemuan, Presiden Halimah mengingatkan akan ancaman cyber crime. Terlebih, belum lama ini Singapura mendapat serangan cyber terbesar dalam sejarah negara mereka. Sekitar 1,5 juta informasi pribadi warga Singapura, termasuk informasi pribadi Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, berhasil dicuri.

"Presiden Singapura mengingatkan semua Ketua Parlemen yang hadir untuk serius mewaspadai serangan cyber crime di negara masing-masing. Singapura yang merupakan negara dengan keamanan cyber canggih pun bisa dibobol para peretas. Saya sepakat untuk menjadikan keamanan cyber sebagai salah satu prioritas utama bagi negara-negara ASEAN," pungkas Bamsoet. [nes]
1xx

Kolom Komentar

Artikel Lainnya

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)