Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah Terima Kunjungan Mahasiswa UIN Alaudin Makassar

Laporan: | Selasa, 04 September 2018, 15:53 WIB
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah Terima Kunjungan Mahasiswa UIN Alaudin Makassar

Fahri Hamzah/RMOL

Lahirnya DPR hari ini (setelah amandemen UUD ketiga), adalah lahirnya daulat rakyat, lahirnya demokrasi dalam pengetian sebenarnya.

Berbeda dengan DPR di era pemerintahan jaman dahulu, yakni selama 18 Agustus 1945 dan juga dengan DPR era kepemimpinan Orde Baru di mana kepemimpinan yang absolut dan otoriter.

"Maka, DPR hari ini beda dengan DPR jaman dahulu. Ini adalah DPR demokrasi, karena dia nyantol di konstitusi yang demokrasi," kata Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah saat menerima kunjungan Mahasiswa UIN Alaudin Makassar dalam Rangka Kegiatan Praktikum Kompetensi dengan Tema 'Undang-undang Politik Pemilu dan Masa Depan Demokrasi di RI' di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/9).

Lanjut politisi dari PKS itu, empat kali amandemen konstitusi membuat DPR sekarang ini as the best constitution in the world (sebagai konstitusi terbaik di dunia) atau konstitusi demokratis.

"Itu perbedaannya. Kalau DPR jaman otoriter itu adalah embel-embel dari eksekutif. Tapi kalau DPR di jaman demokrasi adalah lembaga independen. Itu pun, menurut saya belum terlalu independen. Saya termasuk yang mempejuangkan di gedung ini lebih kepada independensi," paparnya.

Dalam kesempatan itu Fahri mengatakan, anggota dan poltisi jangan hanya berlevel lokal tetapi harus punya perspektif dan standar berpikir global seperti para intelektual dan founding fathers bangsa ini.

"Kaum intelektual dan founding fathers kita dulu, nggak ada yang lokal. Otaknya meeka itu otak dunia. Soekarno, Hatta, Syahir, Tan Malaka, Agus Salim, semuanya itu adalah intekeltual-intelektual dunia," beber Anggota DPR dari Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) itu lagi.

Fahri pun menyebut salah satu contoh pemikiran-pemikiran Natsir tentang bagaimana agama dan negara jalan bersamaan.

"Pemikiran seperti itu adalah pemikiran yang mahal," ucapnya. [fiq]
1xx

Kolom Komentar

Artikel Lainnya

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)