Ketua DPR Jadi Warga Kehormatan TNI AL
| Selasa, 31 Juli 2018, 07:25 WIB
Bambang Soesatyo/Humas DPR
Kehormatan tersendiri bagi Ketua DPR, Bambang Soesatyo saat disematkan Brevet Kehormatan Hiu Kencana TNI Angkatan Laut.
Penyematan ini sebagai tanda diangkatnya Bamsoet menjadi warga kehormatan TNI Angkatan Laut.
Bamsoet dipilih karena dinilai memiliki kontribusi besar dalam mendukung pembinaan kapal selam sebagai salah satu senjata strategis Sistem Senjata Armada Terpadu.
"Bagi saya merupakan kehormatan besar menjadi warga kehormatan TNI AL. Brevet Hiu Kencana yang disematkan di dada saya menjadi penyemangat juang untuk selalu mengabdi kepada Tanah Air tercinta, sebagaimana yang selalu ditunjukan oleh para prajurit TNI di lapangan," ujar Bamsoet saat penyematan Brevet Hiu Kencana di dalam Kapal Selam Ardadadeli dengan kedalaman 250 meter di dasar bawah laut dari Pangkalan Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok, Jakarta, Senin (30/7).
Turut hadir dan menerima Brevet Kehormatan Hiu Kencana TNI AL antara lain Ketua BPK, Moermahadi Soerja Djanegara; Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Asman Abnur; Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Soemantri Brodjonegoro; anggota Komisi III DPR, Ahmad Sahroni; anggota I BPK, Agung Firman Sampurna; Kepala Staff Angkatan Laut, Laksamana Madya TNI Siwi Sukma Adji; Kepala Staff Angkatan Udara, Marsekal Madya TNI Yuyu Sutisna; Panglima Komando Armada I, Laksamana Muda TNI Yudo Margono; Panglima Komando Armada II,Laksamana Muda TNI Didik Setiyono; Panglima Komando Armada III, Laksda TNI I N. G. Ariawan.
Politisi Partai Golkar ini mengatakan, penyematan brevet tersebut memberikan semangat tambahan bagi dirinya pribadi maupun bagi DPR untuk berkolaborasi lebih baik lagi dengan TNI AL. Khususnya, dalam mendukung pemerintahan Presiden Jokowi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Di samping, mengimplementasikan kebijakan pemerintah mencapai kemandirian industri pertahanan.
"Saya akan pastikan DPR senantiasa berpartisipasi dan berkontribusi bagi perkembangan TNI Angkatan Laut, khususnya dalam pengembangan satuan kapal selam. Jika selama ini politik anggaran terhadap kekuatan laut kita agak terabaikan, di APBN mendatang hal tersebut harus lebih baik lagi," tegas Bamsoet.
Mantan ketua Komisi III DPR ini memandang pentingnya menggelorakan terus menerus doktrin kekuatan maritim. Hal ini sejalan dengan arah pembangunan Kabinet Kerja Presiden Jokowi yang menggagas kembali kejayaan bangsa Indonesia sebagai negara maritim.
"Kedaulatan kita di laut seharusnya bukan hanya terletak pada sea power yang mengacu pada kontrol menyeluruh atas lautan saja, melainkan juga pada naval power yang mengacu kepada angkatan bersenjata yang terorganisasi di lautan. Karena itu, menguatkan pertahanan Indonesia harus dimulai dengan menguatkan armada TNI Angkatan Laut. Idealnya, untuk menjaga kedaulatan wilayah NKRI, Indonesia sekurangnya membutuhkan 16-18 armada kapal selam modern. Saat ini kita baru memiliki lima armada kapal selam. Dua unit Terakhir dari Korea Selatan dan satu unit lagi dalam penyelesaian di PT PAL Surabaya," jelas Bamsoet.
Ketua Badan Bela Negara Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) ini menjelaskan, sejak berabad silam kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia telah berorientasi ke laut.
Masyarakat Indonesia dikenal sebagai pelaut ulung yang sanggup mengarungi lautan lepas hingga Madagaskar. Laut bagi bangsa Indonesia bukan semata wilayah perairan, melainkan juga menjadi kekuatan utama sekaligus sumber penghidupan.
"Kita bukan bangsa lemah yang bisa dengan mudah ditelan ombak. Kita adalah bangsa yang kuat dengan jiwa Cakrabakti Samudra, yakni jiwa pelaut yang tak gentar mengarungi samudra dan menghadang gelombang menjulang," pungkas Bamsoet.
[wid/***]