Ketua DPR: Sudah Saatnya Rumus Ulang Sistem Pembinaan Napi
Laporan: Dede Zaki Mubarok | Sabtu, 06 Mei 2017, 17:37 WIB

. Ketua DPR RI Setya Novanto mengatakan peristiwa kaburnya kurang lebih 200 tahanan Rutan Kelas II B Pekanbaru, Riau, Jumat (5/5), menambah deretan persoalan yang harus dibenahi bersama.
"Para tahanan yang didominasi narapidana narkoba dan berbagai pelaku tindakan kriminal ringan lainnya tersebut membuka mata kita tentang pentingnya memikirkan ulang konsep pembinaan bagi para narapidana," ungkap Novanto, Sabtu (6/5).
Tentu saja, kejadian ini bukan untuk yang pertama kalinya. Rata-rata persoalan akut yang menjadi sumber masalah adalah perbandingan antara penghuni Rutan maupun Lapas yang jauh dari kata seimbang.
"Bahkan hampir semuanya saya dengar telah melebihi kapasitas. Kepala Rutan Pekabaru bahkan menyatakan jumlah personil pegawan di rutan hanya berkisar puluhan dengan jumlah ribuan Napi," ujar Novanto.
Di berbagai daerah di Indonesia, persoalan yang sama juga sedang dialami, sehingga tidak menutup kemungkinan kejadian tersebut akan terulang, sebagaiamana kejadian-kejadian sebelumnya.
"Kita tentu saja prihatin dan perlu memikirkan jalan keluar bersama yang bisa memenuhi kebutuhan dan didasarkan atas kemampuan keuangan dan sumber daya negara. Banyak analisa dari para pihak yang berkembang, mulai dari pentingnya penambahan kapasitas, penambahan personil, hingga merumuskan sistem pembinaan yang mampu mengakomodasi dan menyeimbangkam kebutuhan di Rutan maupun Lapas," imbuhnya.
Apapun solusi yang diberikan, ketua umum Partai Golkar ini memandang sudah saatnya sistem pembinaan dirumuskan bersama.
"Kita tentu tidak bisa memandang sederhana dengan menyalahkan Rutan, Lapas, apalagi sekedar menimpakan kesalahan kepada para Napi. Dalam sistem pembinaan, berbagai aspek harus dipertimbangkan," sebut Novanto.
"Di luar daripada itu, saya mengapresiasi langkah-langkah sigap aparat kepolisian, TNI dan pemerintah serta masyarakat yang membantu memulangkan kembali para Napi ke dalam tahanan. Sambil kita mencari solusi yang lebih cepat, efektif dam efesien dari berbagai sudut pandang," tmbahnya.
Sebagai pimpinan DPR, Novanto berjanji akan mengagendakan pembicaraan khusus terkait pemikiran-pemikiran yang berkembang paska kejadian ini.
"Bagaimanapun, mindset kita adalah pembinaan yang membuat para pelaku tindakan kriminal kembali ke jalan yang benar. Upaya tersebut harus dijalankan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, termasuk penghargaan terhadap hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap warga negara," tutupnya.
[rus]