Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)

Anggaran Minim, Mentan Mesti Tetapkan Skala Prioritas

Laporan: Aldi Gultom | Kamis, 29 September 2016, 11:51 WIB
Anggaran Minim, Mentan Mesti Tetapkan Skala Prioritas

Fadholi

Upaya peningkatan produktivitas pertanian yang telah dicanangkan dalam Nawa Cita harus menjadi skala prioritas pemerintah.

Ketua Kelompok Komisi IV DPR RI dari Fraksi Nasdem, Fadholi, menegaskan lagi poin dalam Nawa Cita yang memompa semangat membangun kemandirian pangan melalui program-program yang mampu menstimulasi produktivitas petani.

"Kemandirian pangan kan ada kaitannya dengan produksi. Kalau produksinya bagus bisa mandiri. Begitu pun sebaliknya. Untuk hal-hal yang tidak bisa dikerjakan petani, tugas pemerintah untuk memperbaiki atau membuatnya dalam skema pembiayaan APBN," papar legislator dari Jawa Tengah tersebut.

Kementerian Pertanian mendapat porsi hampir Rp 24 trilun dalam anggaran 2017. Angka tersebut menyusut dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 27,6 triliun. Meski begitu, efisiensi anggaran bisa dilakukan dengan menghemat anggaran di luar peruntukan untuk pembiayaan infrastruktur penunjang pertanian. Dengan begitu produktivitas petani tidak akan terganggu.

Infrastruktur yang terkait pertanian harus dimaksimalkan seperti saluran air, penyediaan air, ada empung, jala usaha tani, jalan desa, jalan produksi. Kalau tidak maka produksi terganggu," ucapnya.

Selain infrastruktur, Fadholi juga mendorong Kementerian Pertanian fokus soal kemandirian pangan dengan program pupuk mandiri. Pupuk mandiri merupakan jawaban dari mahalnya pupuk dan langkanya pupuk subsidi, karena petani didorong untuk memproduksi pupuk secara mandiri. Stimulus yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan menyediakan fasilitas dan semua kebutuhan pembuatan pupuk.

Lebih lanjut Fadholi menjelaskan, jika program pupuk mandiri ini berjalan dengan baik maka subsidi pupuk yang selama ini dijalankan bisa ditekan. Anggaran subsidi pupuk bisa digunakan untuk mensubsidi harga. Mekanismenya, Pemerintah melalui Bulog membeli gabah dan beras dari petani dengan harga yang tinggi, kemudian dijual kepada masyarakat dengan harga di bawah harga pasar.

Upaya terakhir menciptakan kemandirian pangan menurut Fadholi adalah dengan menggalakkan teknologi pertanian. Bukan hanya mekanisasi tapi pemerintah juga semestinya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia supaya melek teknologi.

Kita harus memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk menggarap lahannya secara efektif dengan teknologi. Petani juga harus memahami teknologi pembiakan, penanaman, bahkan teknologi lainnya. Yang penting juga kesadaran untuk mengenali iklim dengan teknologi,” pungkasnya. [ald]
1xx

Kolom Komentar

Artikel Lainnya

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)