. Parlemen Indonesia dan Parlemen Norwegia bersama dalam satu grup dalam beberapa forum internasional. Karena itu, Parlemen Indonesia dan Parlemen Norwegia bisa sama-sama berbagi pengalaman.

Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR Fadli Zon saat bertemu Wakil Ketua DPR Norwegia Ingjerd Schou di ruangan Ingjerd di Gedung Parlemen Norwegia, Oslo. Pertemuan ini merupakan bagian dari kunjungan muhibah DPR ke Norwegia dari tanggal 4-10 September 2016.

Turut mendampimgi dalam kunjungan ini Tuti Roosdiono dari Fraksi PDI Perjuangan, Darori Wonodipura dari Fraksi Gerindra, Darizal Basir dari Fraksi Demokrat, Yandri Susanto dari Fraksi PAN dan  Mukhtar Tompo dari Fraksi Hanura. Turut mendampingi dalam muhibah ini Duta Besar RI untuk Norwegia Yuwono A Putranto.  

Mengawali perbincangan, Fadli Zon dengan bangga mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar di dunia bersama dengan Amerika Serikat dan India. Indonesia juga merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim, dan itu artinya demokrasi dan Islam sangat kompatibel.

Nampak Ingjerd Schou kagum dengan penjelasan Fadli Zon. Ingjerd juga kagum sebab Fadli juga merupakan Presiden Global Conference of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC).

Ingjerd pun menjelaskan posisi parlemen di Norwegia juga menjelaskan mekanisme pengambilan keputusan, serta isu-isu yang menjadi perhatian utama.

Usai pertemuan, Fadli Zon mengatakan bahwa hubungan baik antara Parlemen Indonesia dan Norwegia bisa dimanfaatkan oleh Indonesia untuk mendukung kepentingan Parlemen Indonesia dalam diplomasi parlemen.

"Terkait dengan GOPAC, mereka sangat antusias sebab bagi mereka isu pemberantasan korupsi sangat penting," demikian Fadli Zon. [ysa]