Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)

DPR Perkuat Kerjasama Perikanan Dengan Norwegia

Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi | Rabu, 07 September 2016, 12:19 WIB
DPR Perkuat Kerjasama Perikanan Dengan Norwegia

rmol

Dalam muhibbah DPR ke Norwegia, Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan rombongan bertemu dengan pihak Kementerian Perdagangan, Industri dan Perikanan, Roy Angelvik di Oslo, Norwegia, Selasa waktu setempat (6/9).

Dalam pertemuan ini dibahas sejumlah persoalan terkait dengan kerjasama Indonesia dan Norwegia. Di antara bahasan utama adalah terkait dengan pengembangan dan peningkatan perikanan ke dua belah negara. Memulai pertemuan, Fadli mempromosikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara demokratis di dunia, dengan penduduk mayoritas muslim.

Wakil Menteri, Roy Angelvik, menjelaskan bahwa perikanan merupakan salah satu sektor utama dan prioritas bagi Norwegia. Nilai ekspor industri perikanan Norwegia lebih dari 7 miliar dolar AS, dan Norwegia menjadi salah satu negara dari 10 besar negara pengekspor makanan ikan laut di dunia.

Usai pertemuan yang berlangsung sangat dinamis dan hangat ini, Fadli mengatakan bahwa Norwegia merupakan negara yang memiliki garis pantai yang panjang dan indah. Industri perikanan Norwegia juga sangat maju, dan menjadi salah satu negara pengekspor ikan salmon dan ikan tuna.

Hal menarik dari sistem perikanan di Norwegia, karena pertanian perikanan di negara Skandinavia ini dibudidayakan dan pemberdayaan nelayan menjadi prioritas utama Norwegia, sehingga para nelayan tak bertindak lepas. Selain itu, kuota pengambilan ikan di laut juga dibatasi dan dibuat regulasi sehingga pengambilan ikan bisa terkendali.

"Sebab kalau ikan diambil secara massif, ini akan merusak ekosistem ikan. Saya kira ini merupakan hal yang bisa kita tiru sehingga laut Indonesia juga bisa menjadi sumber yang menghasilkan income, serta menjadi baik bagi negara dan juga baik bagi nelayan," ungkap Fadli.

Di bidang perikanan ini, Indonesia dan Norwegia dapat menjadi mitra penting dalam memberantas penangkapan ikan secara ilegal dan budi daya ikan laut. Menurut Fadli, selain illegal fishing, Indonesia juga harus mempunyai regulasi terkait dengan industri perikanan yang tak mau diatur.

"Supaya kita tak memulai dari nol, kita bisa meniru Norwegia," ungkap Fadli, sambil mengatakan bahwa koordinasi antara kementerian dan lembaga juga harus ada, termasuk dengan negara-negara tetangga.

Norwegia, dalam mengembangkan perikanan ini bekerjasama secara baik dengan Swedia, Rusia dan Inggris. Sebab bagaimanapun, suatu negara tak mungkin mencegah ilegal fishing bila tak memiliki kerjasama yang baik dengan negara tetangga, terutama yang sama-sama memiliki laut.

"Saya kira ini perlu dicontoh sebab kita tak mungkin "bersilat" sendirian di laut. Harus ada kerjasama yang baik sebab negara tetangga juga ingin ada kejelasan, kepastian hukum. Karena itu, saya kira, membom kapal negara lain juga perlu ditinjau ulang, sebab selain bisa merusak hubungan juga jangan-jangan cara ini digunakan karena kita tak punya mekanisme yang baik. Kalau sekali dua kali boleh lah, namun selanjutnya harus ada kerjasama yang baik.

Dalam muhibbah ini, Fadli Zon datang bersama Tuti Roosdiono dari Fraksi PDI Perjuangan, Darori Wonodipura dari Fraksi Gerindra, Darizal Basir dari Fraksi Demokrat, Yandri Susanto dari Fraksi PAN, Mukhtar Tompo dari Fraksi Hanura serta Wakil Rektor Universitas Indonesia Bambang Wibawarta. Turut mendampingi dalam muhibah ini Duta Besar RI untuk Norwegia Yuwono A Putranto. Di akhir pertemuan, Fadli menyerahkan kenang-kenangan kepada Roy Angelvik berupa wayang. [ian]
1xx

Kolom Komentar

Artikel Lainnya

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)