Tapi nampaknya hal ini berbeda dengan penyanyi asal Selandia Baru, Lorde. Pelantun Royals ini justru membuat sebuah pernyataan sendiri terkait gerakan melaÂwan pencegahan seksual yang kini marak terjadi.
Ia menyematkan selemÂbar kertas berisikan kata-kata dari seniman Jenny Holzer di bagian belakang gaunnya. PeÂsan dari
'Inflammatory Essay' yang ditulis Jenny Holzer berÂbunyi, "Bersukacitalah! Waktu kita (untuk) tak tertahankan. Ambillah keberanian untuk yang terburuk adalah sebuah kemungkinan yang terbaik. Hanya keadaan yang mengeriÂkan yang bisa memicu pengÂgulingan (para) penindas..."
Selain Lorde, sang ibu, Sonja Yelich pun melayangkan protes halusnya di sebuah cuitan denÂgan mengambil sebuah foto kutipan dari artikel dari
New York Times.
"Dari 899 orang yang dinomÂinasikan dalam enam Grammy terakhir, laporan tersebut menÂemukan 9 persen adalah wanita. Tahun ini, Lorde adalah satu-satunya wanita yang dinomiÂnasikan untuk album tahun ini," isi kutipan tersebut.
Lorde memang sempat diisukan menolak tampil di panggung Grammy karena tidak diberi kesempatan seÂcara tampil solo. Namun, pada Jumat malam (26/01) dia naik ke atas panggung di acara pra- Grammy.
Namanya masuk dalam dafÂtar nomine kategori Album
of the Year dari judul album
Melodrama. Ia disandingkan dengan penyanyi pria lain sepÂerti Kendrick Lamar, Childis Gambino, Jay Z, dan Bruno Mars. ***