Hal ini berlaku pula bagi Eva Celia. Dalam bermusik, juga berakting, ia tak mau sekadar berbisnis atau mencari uang. Lebih dari itu, yang terpenting: menyalurkan perasaan keÂpada para penikmat karyanya.
"Saya tidak melihat musik atau film sebagai bisnis, tapi dari kecil ya kedua hal itu adalah hobi saya," papar anak bekas pasutri, Indra Lesmana dan Sophia Mueller ini.
"
I'm very passionate about it," ia menamÂbahkan. "Jadi ketika saya melakukan hal itu, saya ingin membuat para pendengar saya merasakan bawa mereka tidak sendiri, saya inÂgin menemani mereka melalui karya saya."
Melalui lagu-lagu kreasinya, wanita 23 tahun berparas manis ini ingin berbagi rasa dan menjalin koneksi dengan para pendengar. "Mau sedih atau senang, saya ingin merasakan apa yang mereka rasakan," katanya.
"Setiap manggung, saya senang berkoneksi dengan penonton, dan saya senang ketika merÂeka mau mendengar apa yang saya ucapkan lewat lagu-lagu saya," beber pelantun
Takkan Ada Cinta Yang Lain ini.
Sekalipun masih belia, Eva terbilang ideaÂlis. Terbukti, ia menghindari alasan bermusik demi beroleh uang. Selama ia menciptakan musik yang disukai, ia tak memusingkan masalah pendapatan yang diterima.
"Saya diajarkan untuk bermain musik sesuÂka hati, berkarya sesuai yang saya inginkan," cetus pemeran film
Pendekar Tongkat Emas.
Cucu maestro jazz Jack Lesmana ini pun mengaku tak terlalu takut dengan fenomÂena menurunnya bisnis musik yang tergerus digitalisasi.
"Penjualan musik memang menurun tapi semangat musiÂsi negeri ini nggak kalah. Dan mudah-mudahan ini bisa kembali menghidupkan industri musik," paÂpar Eva. ***