Dunia hiburan Indonesia layak berbangga hati memiliki Putri Una Ustari. Dara seksi asal Medan ini, menuai prestasi internaÂsional dari salah satu profesinya di dunia ajeb-ajeb. Sebuah situs asal Britania Raya memasukkan nama Una ke dalam list 100 DJ (
disc jockey) ternama di dunia.
"Iya aku akhir tahun terpilih, berada di posisi 29 DJ
female penilaian dari UK (
United Kingdom)," ungkap Una.
Dari seratus nama DJ yang diunggulkan, Una mengungguli rekan seprofesi di InÂdonesia, yakni DJ Yasmin yang berada di posisi 53. Bahkan Una jauh meninggalkan sosialita beken asal Amerika Serikat (AS) Paris Hilton yang cuma mampu nongkrong di posisi 71.
Prestasi Una yang belakangan lebih serÂing main film ini, tidak berhenti di situ. Ia sempat menduduki posisi
runner-up dalam sebuah kompetisi DJ di Prancis.
"Terus kemarin juga awal tahun posisi dua untuk kompetisi DJ dari Prancis," kata gadis 28 tahun ini.
Una sendiri tak menyangka dapat dua penghargaan sekaligus. Padahal, selama tiga tahun menjadi DJ profesional, ia belum perÂnah menjajal kompetisi di dalam negeri.
"Sebenarnya untuk mengikuti kompetisi udah lama. Ya ikut kompetisi di luar kan sekaÂlian cari pengalaman baru. Kalau (ikut komÂpetisi) di sini penilaiannya gimana ya, kalau di luar kan masih murni. Karena mereka juga nggak tahu Una kan, karena itu Una lebih pilih di luar," jelas gadis berzodiak Scorpio ini.
Meski begitu, Una tak mau besar kepala. Penghargaan hanya sebuah motivasi tambaÂhan untuk lebih baik lagi di dunia DJ.
"Aku sih menilai penghargaan ini untuk memotivasi diri lebih baik. Selain itu, aku juga senang karena dapat pengakuan interÂnasional yang saat ini menjadi acuan EO dan Club kalau mau mengundang DJ. Dan buat teman lain kan juga memotivasi," tanÂdas pemain film
My Last Love, Air Terjun Pengantin dan
Crazy Love ini.
Sedangkan dari sisi negatifnya, Una seÂdih dengan reaksi orang yang memandang rendah usahanya.
"Dibilang kenapa bisa Una, ya menurut aku kan ada usaha kenapa nggak bisa ya? Terus dibilang nggak cocok, kenapa gitu, alasannya apa. Kadang sedih sih tapi ngÂgak apa-apa lah. Suka aneh aja, kenapa sih prestasi dianggap negatif," ucapnya lirih.
Sudah tiga tahun Una mendalami karier sebagai DJ. "Sebenarnya kenal dunia DJ dari 2008 karena abang aku dari awal banget ngikutin DJ. Karena DJ happening 2011, aku terjun dari 2011," terangnya.
Identik dengan dunia malam, profesi DJ jelas rawan sekaligus menantang. Ini dialami pula oleh Una. Ia malah sempat digoda beÂberapa lelaki hidung belang untuk
one night stand, check in atau bobo bareng. Namun Una mengaku tak mempedulikannya.
"Nggak nawar langsung sih, tapi ke manaÂjer. Aku sih diam saja, paling tertawa doang. Aku sih nggak pernah mancing-mancing ya dengan memakai sesuatu yang vulgar karena aku kan memang kerja," tutur Una.
Kini ia bersyukur karena seorang DJ tak melulu harus main di club atau pub pada malam hari saja. Yang lain, keberadaan DJ pun mulai diterima banyak event.
"Dulu DJ memang mainnya malam saja, tapi sekarang sih sudah universal. Anak-anak saja sudah dengar lagu DJ. Acara anak-anak pakai DJ, pensi, bahkan arisan juga pakai DJ," tukas Una.
Di kota-kota besar Indonesia, klub malam kerap terletak di area lokalisasi yang lekat dengan dunia prostitusi. Namun Una tak risih bila kebetulan manggung di situ. "Aku kalau tampil, ya tampil saja. Nggak pernah pilih-pilih di lokasi ini, itu," ucapnya. "Selama itu untuk menggali kemampuan bermusik, kenapa nggak."
Untuk masalah kostum, Una mengaku tak pernah memakai pakaian seksi layaknya kebanyakan partygoers.
"Sebenarnya pendapat orang itu beda-beda ya, mau menikmati musik. Orang-orang itu kan nggak tahu. Nah kalau Una sendiri, kalau ditawarin pernah pake baju seksi, Una menoÂlak karena nggak nyaman aja, nggak cocok Una-nya juga nggak biasa," bilangnya.
Attitude menjadi satu hal yang penting untuk dipegang teguh selama bekerja di dunia yang dilakoni Una saat ini.
"Sebenarnya, menolak atau menjauhi kayÂak kitanya. Kayak berperilaku sewajarnya, tidak memancing melalukan, menawarkan seperti itu sih, sejauh ini nggak pernah yah. Jadi emang apa adanya aja, mereka bisa menilai lah," cetus Una.
Entah mengapa Una masih menjomblo. Selain belum berjodoh, Una ternyata memiÂliki kriteria ketat cowok yang biasa diajak nge-date.
Una tak bermasalah dengan lelaki yang senang memakai kaos oblong asal rapi dan bersih. Ia mengaku risih melihat laki-laki menggunakan celana jeans model slim, apalagi jika terlalu ketat.
"Penampilan sih aku nggak terlalu pusing, tapi lebih seneng cowok yang pakai celana
straight aja daripada yang ketat. Celana slim itu kan ngebentuk kaki banget jadi lebih bagus lurus," beber Una. ***