"Untuk main sinetron nggak ah, capek soalnya. Saya nggak kuat kalau harus
striping-striping gitu," kata Asti.
Syuting sinetron membutuhkan waktu yang lama dan panjang pada setiap episode-nya. Sehingga hal itu membuat waktu Asti untuk istirahat menjadi berkurang.
"Jadi pertimbangan yang paling besar adalah saya takut badan saya ngÂgak kuat dan akhirnya saya nggak bisa syuting, terus semuanya jadi tertunda," jelasnya lagi.
Meski diiming-imingi dengan baÂyaran tinggi pun, Asti tak akan goyah.
"Kalau dibayar tinggi, tapi baÂdan sakit, gede juga pengeluaran berobatnya. Apalagi dokter sekarang mahal. Jadi sehat itu memang mahal," tegasnya.
Tapi untuk di film pun, dara yang perÂnah meraih Piala Citra sebagai Pemain Perempuan Pendukung terbaik itu juga punya standarnya sendiri.
"Lumayan pemilih sih. Karena pada setiap film yang saya mainin harus tahu seperti apa perannya, karakÂternya gimana dan inti atau makna dari ceritanya juga harus ada. Jadi memang agak pemilh, tapi ikutin rasa aja," katanya.
Lantas soal pribadi. Sampai sekaÂrang belum ketahuan siapa lelaki pendamping Asti.
"Ya kalau orangtua sih dulu sering nanya kapan kawin tapi semakin ke sini semakin jarang nanyanya tapi jusÂtru orang-orang yang jauh dan jarang ketemu paling yang suka nanya kapan kawin," jelas Asti sambil tertawa.
Dara kelahiran 19 Januari 1986 ini pun tidak ingin terbebani oleh pertanÂyaan-pertanyaan tersebut.
"Nggak lah, biarkan Tuhan yang punya rencana sendiri. Saya nggak mau terlalu musingin hal yang begitu," cetusnya.
"Memutuskan untuk menikah atau belum menikah itu ada di masing-masing orang. Karena saya percaya itu tanggungjawab kita sendiri dan sebenarnya itu semua pilihan soal status. Jadi nggak adil saja kalau di-judge." ***